Bisnis.com, JAKARTA — Emiten kongsi Boy Thohir dan TP Rachmat PT Essa Industries Indonesia Tbk. (ESSA) akan menebar dividen total sebesar Rp172,26 miliar dari hasil laba tahun buku 2024.
Setelah menggelar rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) pada kemarin, Rabu (16/4/2025), ESSA memutuskan untuk membagikan dividen kepada pemegang saham sebesar Rp10 per saham. Nilai dividen per saham ESSA itu naik dua kali lipat dibandingkan tebaran dividen untuk tahun buku 2023 sebesar Rp5 per lembar.
Alhasil, total ESSA akan menebar dividen Rp172,26 miliar. Keputusan ESSA ditopang oleh upaya deleveraging yang signifikan dan posisi kas sebesar US$63 juta, setelah seluruh kewajiban keuangan terselesaikan.
"Pembagian dividen ini menegaskan kembali komitmen kami untuk terus memberikan nilai jangka panjang bagi para pemegang saham," kata Presiden Direktur & CEO ESSA Kanishk Laroya dalam keterangan tertulis pada Kamis (17/4/2025).
Ia mengatakan kombinasi antara peningkatan margin dan langkah deleveraging yang signifikan telah memungkinkan ESSA untuk membagikan imbal hasil yang lebih tinggi kepada pemegang sahamnya dalam bentuk dividen. ESSA pun tetap menjaga operasi yang stabil dan efisien.
"ESSA juga memulai rencana pertumbuhan sejalan dengan upaya untuk menjadi pelaku utama dalam transisi menuju keberlanjutan," kata Kanishk.
Emiten kongsi Boy Thohir dan TP Rachmat ini sedang berupaya mentransformasi pabrik amoniak menjadi pabrik rendah karbon, dengan target penyerapan karbon sekitar 1 juta ton CO₂ per tahun yang akan dimulai pada kuartal IV/2028.
Selain itu, ESSA telah mengumumkan proyek sustainable aviation fuel (SAF) melalui anak perusahaan PT ESSA SAF Makmur (ESM). Kanishk menjelaskan bahwa ESM akan membangun fasilitas manufaktur greenfield di Jawa Tengah untuk memproduksi hingga kurang lebih 200.000 metrik ton SAF per tahun, dengan target operasi komersial pada kuartal I/2028.
ESSA mencatatkan laba bersih sebesar US$45,18 juta sepanjang 2024. Torehan laba bersih itu naik 30,52% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan dengan catatan laba bersih periode yang sama 2023 di angka US$34,61 juta.
Namun, pendapatan ESSA sebesar US$301,4 juta susut 12,62% yoy dari posisi pendapatan pada periode 2023 sebesar US$344,96 juta.
Di sisi lain, ESSA mencatatkan jumlah liabilitas sebesar US$139,79 juta pada periode yang berakhir 31 Desember 2024, lebih rendah dari posisi liabilitas tahun sebelumnya di angka US$197,69 juta.
Sementara itu, total ekuitas ESSA pada tahun 2024 mencapai US$553,87 juta. Posisi ekuitas itu naik 11,27% dari posisi ekuitas tahun sebelumnya di angka US$497,74 juta.
Di sisi lain, ESSA mencatatkan jumlah aset sebesar US$693,67 juta pada periode 2024. Total aset itu berasal dari akun aset lancar sebesar US$218,59 juta dan aset tidak lancar sebanyak US$475,08 juta.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.