Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar US$319 juta untuk pengembangan proyek strategis tahun ini.
Direktur Keuangan Pertamina Geothermal Energy Yurizki Rio mengatakan alokasi capex itu diarahkan untuk mendukung perkembangan bisnis organik dan inorganik perseroan mendatang.
“Mostly untuk organic development dan business development yang kita akan kerjakan di Indonesia,” kata Yurizki saat temu media Full Year Result 2024 di Jakarta, Rabu (26/3/2025).
Sekitar US$289 juta alokasi capex itu diarahkan untuk pengembangan bisnis organik perseroan. Sementara itu sisanya sekitar US$30 juta untuk pengembangan bisnis inorganik.
Dia berharap perseroan dapat menjaga level margin keuntungan sama dengan raihan sepanjang 2023 lalu. Asumsinya, dia mengatakan, PGEO bakal mengerek produksi listrik ke level 4.930 gigawatt per hour (GWh) pada tahun ini.
“Nah di sini nanti kita pada dasarnya ingin menjaga margin yang sama dengan tahun 2023,” kata dia.
Baca Juga
Seperti diberitakan sebelumnya, PGEO mencatat laba bersih sebesar US$160,49 juta atau sekitar Rp2,67 triliun (asumsi kurs Rp16.666 per dolar AS).
Torehan laba bersih itu susut 1,89% dari posisi laba sepanjang 2023 sebesar US$163,59 juta atau sekitar Rp2,72 triliun.
Berdasarkan Laporan Keuangan yang berakhir Desember 2024, PGEO membukukan pendapatan sebesar US$407,12 juta, naik 0,20% dibandingkan dengan posisi pendapatan periode 2023 sebesar US$406,28 juta.
Pendapatan sepanjang tahun lalu itu berasal dari penjualan uap dan listrik sebesar US$390,53 juta.
Pendapatan itu berasal dari transaksi dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) senilai US$240,51 juta dan PT PLN Indonesia Power sebesar US$150,01 juta.
Sisanya, pendapatan lain PGEO berasal dari production allowances-pihak ketiga sebesar US$16,58 juta.
Di sisi lain, beban pokok pendapatan dan beban langsung PGEO sepanjang 2024 mencapai US$164,88 juta, naik 4,13% dari posisi beban pada 2023 sebesar US$158,35 juta.
Sebagian besar beban ini berasal dari pos beban penyusutan dengan nilai mencapai US$113,33 juta, diikuti dengan beban upah dan tunjangan sebesar US$25,08 juta. Setelah dikurangi beban, PGEO membukukan laba bruto sebesar US$242,23 juta, susut dari posisi laba bruto tahun 2023 sebesar US$247,93 juta.
Sementara itu, PGEO mencatatkan total liabilitas sebesar US$988,65 juta, berasal dari liabilitas jangka pendek sebesar US$227,29 juta dan liabilitas jangka panjang sebesar US$761,35 juta.
Adapun, total ekuitas PGEO sampai akhir Desember 2024 sebesar US$2 miliar, bergerak naik dari posisi ekuitas tahun 2023 sebesar US$1,97 miliar.
Selain itu, total aset PGEO sampai akhir 2024 mencapai US$2,99 miliar, berasal dari aset lancar mencapai US$828,55 juta dan aset tidak lancar sebesar US$2,16 miliar.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.