Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Ditarget 8.000 pada HUT ke-80 RI, Reliance Sebut Kunci Realisasinya

BEI targetkan IHSG 8.000 sebelum 17 Agustus 2025. Reliance sebut penguatan big caps dan sentimen positif kunci realisasi, meski tantangan ekonomi ada.
Karyawan beraktivitas didepan layar yang menampilkan pergerakan harga saham di Jakarta./JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan beraktivitas didepan layar yang menampilkan pergerakan harga saham di Jakarta./JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Ringkasan Berita
  • Target IHSG mencapai 8.000 harus didukung oleh penguatan saham berkapitalisasi besar dan sentimen positif.
  • Pergerakan IHSG diperkirakan berada di rentang 7.200-7.800, bergantung pada perkembangan ekonomi dan kinerja semester I/2025.
  • Pertumbuhan saham di indeks LQ45 banyak ditopang oleh saham perbankan, namun sektor lain seperti komoditas dan gas juga berpotensi menguat dengan sentimen yang tepat.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA — Harapan agar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ke level 8.000 pada perayaan HUT ke-80 RI sebelum 17 Agustus mendatang mengemuka.  

Director PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk. (RELI) Reza Priyambada mengatakan target IHSG ke level 8.000 baik dari BEJ maupun pemerintah harus diikuti dengan penguatan saham-saham berkapitalisasi besar (big caps) dengan sentimen yang harus mendukung. 

"Jika tidak, maka kenaikan harga saham tersebut hanya permainan sementara yang artinya tidak diikuti dengan kondisi fundamental yang ada," ujarnya kepada Bisnis, dikutip, Selasa (12/8/2025).

Tak hanya itu, lanjutnya, jika diikuti dengan kinerja pada Semester I/2025 yang tumbuh moderat dan kondisi makro yang belum sepenuhnya membaik maka kenaikan IHSG pun dapat terbatas.

Dia memperkirakan target IHSG pada 2025 akan bergerak dalam rentang 7200-7800 sembari menanti perkembangan ekonomi ke-depan.

Menurutnya, penguatan IHSG pun masih terbilang wajar jika diikuti dengan sentimen yang dirasa positif di mana pelaku pasar cenderung memanfaatkan pelemahan sebelumnya untuk kembali masuk.

Sisi lain, saat ini pertumbuhan / pergerakan saham-saham di indeks LQ45 lebih banyak ditopang oleh saham-saham perbankan. Alhasil ketika saham-saham perbankan mengalami pelemahan maka akan berimbas pada LQ-45. 

"Saham-saham perbankan cenderung melemah bisa jadi karena sentimen dari industrinya seiring dengan masih belum tingginya pertumbuhan kredit," terangnya.

Meski demikian, dia menilai masih ada saham-saham lain yang menjadi pilihan dan dapat disesuaikan dengan sentimen di masing-masing sektor. 

Dia mencontohkan apabila terdapat sentimen dari kenaikan harga komoditas emas maka saham PT Merdeka Copper Gold atau MDKA dapat menjadi pilihan. 

"Apabila terdapat sentimen terkait dengan peningkatan permintaan akan gas untuk industri maka bisa dipilih saham PT Perusahan Gas Negara Tbk. atau PGAS maupun lainnnya sesuai dengan sentimen masing-masing," jelasnya.

--

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro