Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Biang Kerok Saham Konglomerat Rontok, Gagal Masuk Indeks MSCI?

Analis melihat amblasnya harga saham dan tekanan jual pada saham-saham konglomerat dipicu oleh gagalnya masuk ke dalam indeks MSCI.
Investor mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Selasa (18/3/2025). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Investor mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Selasa (18/3/2025). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) amblas lebih dari 6% pada perdagangan Selasa (18/3/2025). Saham-saham konglomerat mengalami penurunan harga saham cukup dalam.

IHSG  amblas ditekan oleh saham konglomerat di antaranya, saham PT Chandra Asri Pasific Tbk. (TPIA) melemah 19,92%, PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) melemah 16,33%, dan saham PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk. (PANI) melemah 15,23%.

Equity Research Analyst Panin Sekuritas Felix Darmawan mengatakan bahwa saham-saham konglomerat melemah cukup dalam dan menghadapi tekanan jual, karena gagal masuk ke dalam indeks MSCI pada Februari 2025.

"Tekanan jual yang terjadi pada saham-saham konglomerasi yang selama ini menjadi penopang IHSG dipengaruhi oleh beberapa faktor utama, salah satu pemicunya adalah kegagalan saham-saham tersebut untuk masuk ke dalam indeks MSCI pada Februari 2025," katanya kepada Bisnis, Kamis (20/3/2025).

Menurutnya, dengan gagalnya saham konglomerat untuk masuk ke indeks MSCI, mengakibatkan tekanan harga signifikan seiring dengan berkurangnya potensi aliran dana dari investor global. 

Selain itu, dia mengatakan bahwa aksi profit taking dari investor yang telah memegang saham tersebut dalam jangka waktu lama turut memperburuk tekanan jual.

"Terutama setelah reli panjang yang membuat valuasi saham konglomerat ini relatif premium dibandingkan dengan sektor lainnya," ujarnya.

Namun, Felix menjelaskan bahwa di tengah koreksi IHSG yang terjadi, langkah jajaran direksi dan pemilik perusahaan yang aktif melakukan pembelian saham di pasar terbuka memberikan sinyal positif bagi investor. 

Dia menyatakan bahwa aksi korporasi tersebut menunjukkan tingkat kepercayaan tinggi dari manajemen terhadap prospek bisnis perusahaannya ke depan.

Selain itu, dia menyatakan bahwa hal tersebut sekaligus memberikan dukungan psikologis bagi pasar bahwa saham-saham tersebut masih memiliki fundamental yang kuat. 

"Apabila aksi beli ini terus berlanjut dan didukung oleh sentimen positif lain, tekanan jual yang terjadi saat ini [ke saham konglomerat] bisa mereda dan berpotensi membuka peluang pemulihan harga dalam beberapa waktu ke depan," tambahnya.

Seperti diketahui, emiten konglomerat Prajogo Pangestu yakni PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN), PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN), dan PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) tidak jadi masuk ke dalam daftar indeks MSCI. 

Berdasarkan pengumumannya, tiga emiten tersebut tidak masuk ke dalam indeks MSCI setelah analisis dan masukan dari pelaku pasar terkait potensi masalah investasi.

IHSG amblas lebih dari 6% tertekan oleh ambrolnya deretan saham konglomerat, dari PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) hingga PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) pada perdagangan Selasa (18/3/2025).

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Erta Darwati
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper