Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bukalapak (BUKA) Cetak Rugi Bersih Rp1,56 Triliun Sepanjang 2024

Bukalapak (BUKA) mencetak peningkatan rugi bersih menjadi Rp1,56 triliun sepanjang tahun 2024.
Warga mengakses aplikasi Bukalapak di Cibinong, Kab. Bogor, Jawa Barat, Rabu (29/3)
Warga mengakses aplikasi Bukalapak di Cibinong, Kab. Bogor, Jawa Barat, Rabu (29/3)

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) mencatatkan peningkatan kerugian bersih sepanjang tahun 2024. Rugi bersih BUKA bertambah menjadi sebesar Rp1,56 triliun. 

Berdasarkan laporan keuangannya, BUKA mencetak peningkatan pendapatan 0,50% year-on-year (YoY) menjadi Rp4,46 triliun. Pendapatan ini naik 0,50% dari realisasi 2023 yang sebesar Rp4,46 triliun. 

Pendapatan ini diperoleh dari pendapatan marketplace sebesar Rp2,23 triliun, serta pendapatan online to offline sebesar Rp2,07 triliun. 

Sementara itu, beban pokok pendapatan BUKA tercatat naik 10,51% menjadi Rp3,73 triliun, dari tahun 2023 yang sebesar Rp3,38 triliun. Di sisi lain, beban penjualan dan pemasaran BUKA turun 36,65% menjadi Rp328,4 miliar, dari sebelumnya sebesar Rp518,4 miliar. 

Pada 2024, EBITDA disesuaikan Bukalapak meningkat sebesar 28% YoY dari negatif Rp475 miliar pada 2023 menjadi negatif Rp340 miliar.

BUKA mencatatkan rugi usaha sebesar Rp2,51 triliun sepanjang 2024, dari 2023 yang sebesar Rp2,12 triliun. Rugi usaha ini naik 18,02%. 

Alhasil, rugi bersih BUKA juga ikut naik hingga 13,28% sepanjang 2024, menjadi Rp1,54 triliun, dari sebelumnya sebesar Rp1,36 triliun pada 2023. 

Adapun pada akhir 2024, BUKA membukukan kas dan setara kas di akhir periode sebesar Rp11,2 triliun. Jumlah kas dan setara kas ini turun 26,04% dibandingkan 2023 yang sebesar Rp15,18 triliun. 

Sampai akhir 2024, BUKA mencatatkan total aset sebesar Rp24,79 triliun, turun dari akhir 2023 yang sebesar Rp26,12 triliun. 

Total liabilitas BUKA tercatat naik menjadi Rp1,09 triliun, dari sebelumnya sebesar Rp792,02 miliar pada 2023. Sementara itu, total ekuitas BUKA berkurang menjadi Rp23,7 triliun pada 2024, dari sebelumnya sebesar Rp25,33 triliun pada 2023.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper