Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BEI Catat 26 Perusahaan Ancang-ancang IPO, Ikuti RATU dan CBDK

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat telah ada 26 perusahaan masuk ke dalam pipeline penawaran perdana di pasar saham (IPO) pada tahun ini.
Pengunjung beraktivitas di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (6/11/2024)./JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung beraktivitas di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (6/11/2024)./JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat telah ada 26 perusahaan masuk ke dalam pipeline penawaran perdana di pasar saham (initial public offering/IPO) pada tahun ini. Dari 26 perusahaan pipeline IPO itu, hampir semuanya merupakan perusahaan dengan skala besar.

Berdasarkan data BEI sampai dengan 14 Maret 2025, telah tercatat 10 perusahaan yang mencatatkan sahamnya di BEI dengan dana yang dihimpun Rp3,88 triliun.

Terbaru, PT Sinar Terang Mandiri Tbk. (MINE) resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal pekan ini, Senin (10/3/2025). PT Jantra Grupo Indonesia Tbk. (KAQI) pun resmi melantai di Bursa pada hari yang sama.

Sebelumnya, emiten migas milik konglomerat Happy Hapsoro PT Raharja Energi Cepu Tbk. (RATU) IPO telah melantai di Bursa pada 8 Januari 2025. 

Selain itu, anak usaha PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk. (PANI) milik konglomerat Sugianto Kusuma atau Aguan PT Bangun Kosambi Sukses Tbk. (CBDK) melantai di Bursa pada 13 Januari 2025. Adapun, BEI mencatat ke depan masih terdapat deretan perusahaan lainnya yang bersiap untuk IPO.

"Hingga saat ini, terdapat 26 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI," tulis Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna dalam keterangannya pada Sabtu (15/3/2025).

Sementara, dari 26 perusahaan dalam pipeline IPO itu, hampir seluruhnya atau 25 perusahaan di antaranya merupakan perusahaan aset skala besar. Sebanyak 25 perusahaan dalam pipeline IPO itu memiliki aset di atas Rp250 miliar.

Kemudian, hanya 1 perusahaan berskala menengah atau memiliki aset antara Rp50 miliar sampai Rp250 miliar yang masuk dalam pipeline IPO. Tidak terdapat perusahaan aset skala kecil atau aset di bawah Rp50 miliar di dalam pipeline IPO BEI.

Paling banyak dari perusahaan yang masuk ke dalam pipeline IPO berasal dari sektor consumer non-cyclicals sebanyak 6 perusahaan. Lalu, ada 4 perusahaan dari sektor industrial dan 4 perusahaan dari sektor kesehatan masuk ke dalam pipeline IPO.

Kemudian, 3 perusahaan di sektor basic materials, 3 perusahaan sektor energi, serta 2 perusahaan di sektor transportasi dan logistik juga masuk ke dalam pipeline IPO.

Di sisi lain, BEI juga mencatat sebanyak 18 emisi dari 11 penerbit efek bersifat utang dan sukuk (EBUS) telah diterbitkan. Dana yang dihimpun dari aksi korporasi ini adalah sebesar Rp27,9 triliun. 

Ke depan, masih terdapat 31 emisi dari 25 penerbit EBUS yang sedang berada dalam pipeline Bursa.

Sementara itu, untuk rights issue sampai 14 Maret 2025, sebanyak 2 perusahaan tercatat telah menerbitkan rights issue dengan total nilai Rp470 miliar. Adapun sebanyak 4 perusahaan tercatat masuk ke dalam pipeline rights issue BEI.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Dwi Nicken Tari
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper