Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ada Rekomendasi & Target Terbaru Saham Adaro Andalan AADI

BRI Danareksa Sekuritas baru saja menginisiasi ulasan untuk saham Adaro Andalan Indonesia (AADI).
Direktur Utama PT Adaro Andalan Indonesia Tbk. (AADI) Julius Aslan (kedua kiri) berbincang dengan Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna saat listing di BEI, Kamis (5/12/2024)./ BEI
Direktur Utama PT Adaro Andalan Indonesia Tbk. (AADI) Julius Aslan (kedua kiri) berbincang dengan Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna saat listing di BEI, Kamis (5/12/2024)./ BEI

Bisnis.com, JAKARTA — BRI Danareksa Sekuritas menginisiasi ulasan untuk saham PT Adaro Andalan Indonesia Tbk. (AADI).

Rapor saham AADI kembali parkir di zona merah dengan terkoreksi 1,52% ke Rp6.475,00 pada Jumat (14/3/2025). Posisi itu mencerminkan koreksi 21,28% year-to-date (ytd) 2025.

Bloomberg melaporkan BRI Danareksa Sekuritas baru saja menginisiasi ulasan untuk saham AADI pada Kamis (13/3/2025). Emiten batu bara itu mendapatkan rekomendasi beli dengan target harga Rp9.850.

Dalam catatan Bisnis, Adaro Andalan Indonesia menargetkan penjualan batu bara dan produksi batu bara yang tidak jauh berbeda dari capaian tahun lalu pada 2025 ini. AADI menargetkan penjualan batu bara termal hingga 67 juta ton tahun 2025.

Dalam keterangan resminya, Manajemen Adaro Andalan menyampaikan volume penjualan batu bara ditargetkan sebesar 65 juta ton sampai 67 juta ton batu bara termal untuk tahun 2025. Penjualan ini sama seperti tahun lalu yang sebesar 65,85 juta ton batu bara termal.

"Volume penjualan tahun 2024 mencapai 68,06 juta ton, terdiri dari 65,85 juta ton penjualan batu bara termal dan 2,21 juta ton penjualan batu bara metalurgi," kata Manajemen AADI.

Sementara itu, total volume produksi AADI untuk tahun 2024 mencapai 65,82 juta ton, atau naik 8% dari tahun 2023.

Sebelumnya, Chief Corporate Communication & Corporate Secretary Adaro Andalan Ray A. Singgih mengatakan total produksi dari anak-anak perusahaan AADI berada di kisaran 65,5 juta ton untuk tahun ini.

“Proyeksi total produksi batu bara ini hampir sama dengan yang ditetapkan untuk tahun 2024,” ujarnya.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper