Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PGN (PGAS) Berencana Jual Blok Gas Muriah

Awalnya, PGAS berencana untuk mengembalikan blok gas itu ke Kementerian ESDM lantaran kontrak pengelolaan blok Muriah bakal berakhir Desember 2026.
pgn pgas lo kheng hong
pgn pgas lo kheng hong

Bisnis.com, JAKARTA — PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) berencana untuk menjual blok gas Muriah, Lapangan Kepodang kepada calon pembeli yang belakangan menaruh minat. 

Awalnya, PGAS berencana untuk mengembalikan blok gas itu ke Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) lantaran kontrak pengelolaan blok Muriah bakal berakhir Desember 2026. 

“Perkembangan terkini ada beberapa pihak yang tahu kami akan mengembalikan [ke pemerintah], mereka akan akuisisi atau membeli ini,” kata Direktur Utama PGAS Arief Setiawan Handoko saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI, Jakarta, Rabu (12/3/2025). 

Menurut Arief, penjualan kepada calon pembeli blok itu bakal menjadi peluang menarik untuk perseroan. Dia beralasan dana hasil divestasi itu bisa digunakan untuk menutup sunk cost dari pengembangan blok.

“Ada kesempatan bagus buat kita untuk bisa menawarkan ke mereka dari pada enggak dapat apa-apa kita bisa dapat sesuatu untuk mengurangi sunk cost yang belum terpulihkan,” katanya. 

Saat ini, PGAS lewat anak usahanya, Saka Energi Indonesia mencatat cadangan Blok Muriah sekitar 8 miliar kaki kubik persergi (billion square cubic feet/Bscf) produksi gas (raw). 

Perseroan melakukan efisiensi dan menerapkan teknologi terbaru untuk menjaga produksi gas tetap dengan lajur alir plateau kurang lebih 9 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd). 

Lapangan Kepodang berada 75 kilometer di lepas pantai rembang dan 150 kilometer dari pantai Semarang. 

Saka Energi bekerja sama dengan anak usaha PGAS lainnya, yaitu PT Kalimantan Jawa Gas (KJG) yang mengelola pipa penyaluran dari lapangan Kepodang yang semula ke Pembangkit Listrik Tambaklorok dan saat ini dialirkan ke jaringan pipa Gresik-Semarang (Gresem), SPBG Ngagel dan SPBG Kaligawe. 

Saka Energi awalnya memiliki participating interest (PI) sebesar 20%, sedangkan 80% dipegang oleh Petronas yang menjadi operator di WK Muriah.  

Pada 2019, Petronas menyatakan kondisi kahar (force majeure) dikarenakan menganggap Lapangan Kepodang di WK Muriah sudah tidak bisa berproduksi sampai kepada nilai minimal keekonomian.  

Sejak saat itu, pemerintah melalui SKK Migas melakukan proses pengalihan operator kepada partner di WK Muriah, yaitu Saka Energi. Pada Mei 2020, operatorship WK Muriah beralih 100% dikelola oleh Saka Energi setelah kurang lebih 7 bulan hot stacking

Sejak beralihnya operatorship dari Petronas, Saka Energi melakukan berbagai strategi untuk melakukan efisiensi hingga dapat menjalankan produksi di Lapangan Kepodang dengan pengurangan opex sekitar 50% dibandingkan pada saat masa operatorship Petronas.  

Hal ini terbukti berhasil mempertahankan keberlangsungan operasi di lapangan Kepodang WK Muriah hingga saat ini dan terus akan dilakukan optimisasi sampai dengan berakhirnya kontrak kerja di akhir Desember 2026.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper