Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Asing Kabur dari Pasar Saham RI, Ketidakpastian & Danantara jadi Sorotan

Pengaruh politik dan transparansi di pasar saham Indonesia menjadi alasan utama investor asing berbondong-bondong melakukan aksi jual.
Dwi Nicken Tari, Surya Dua Artha Simanjuntak
Senin, 10 Maret 2025 | 13:58
Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan saham PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Selasa (4/2/2025)./JIBI/Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan saham PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Selasa (4/2/2025)./JIBI/Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - Pengaruh politik dan transparansi di pasar saham Indonesia menjadi alasan utama investor asing berbondong-bondong melakukan aksi jual bersih atau net sell belakangan ini. Adapun, investor nonresiden mencermati dampak kehadiran Danantara yang menaungi sejumlah emiten BUMN di Indonesia.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), investor asing mencatatkan jual bersih Rp22,34 triliun hanya dalam waktu dua bulan pertama hingga 7 Maret 2024.

Aksi jual itu memperburuk ranking pasar saham Indonesia yang sudah jeblok pada awal tahun ini di kawasan Asia Pasifik. Tercatat kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan 6,27% year-to-date (ytd) menjadi 6.636 pada saat bersamaan.

IHSG pun tercatat turun 10,10% secara tahunan (year on year/YoY). Kinerja tersebut menjadi yang terburuk di antara indeks saham gabungan negara lain yang turut terkoreksi seperti Thailand (-10%), Filipina (-9,28%), Jepang (-7,06%), Saudi Arabia (-6,10%).

Performa IHSG juga kontras dengan indeks gabungan lain yang tumbuh seperti Malaysia (+0,48%), India (+1,13%), Uni Emirat Arab (+3,33%), Vietnam (+6,31%), Shanghai (+10,72%), Amerika Serikat (+12,62%), Inggris (+13,32%), Taiwan (+14,11%), Singapura (+24,36%) dan Hong Kong (+48,17%).

Analis Morgan Stanley Selvie Jurman mengatakan ketidakpastian terhadap kebijakan politik pemerintahan baru di Indonesia, khususnya Danantara, membuat investor asing enggan masuk ke Indonesia saat ini.

"Ketidakpastian terhadap kebijakan pemerintah baru, khususnya pembentukan Danantara, akan membuat investor menjauh untuk saat ini," kata Jusman, seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (10/3/2025).

Adapun, kehadiran Danantara ini dinilai pada saat yang kritis. IHSG sendiri sempat menyentuh rekor tertinggi baru pada September 2024, namun hingga kini pergerakannya terus tumbang karena tertekan apresiasi dolar AS. Belum lagi, tensi perang dagang antara AS dan China juga sudah menjadi alasan investor asing kabur dari negara berkembang.

Melihat kondisi tersebut, Goldman Sachs Group Inc. menurunkan peringkat saham-saham Indonesia menjadi market weight dari sebelumnya overweight. Perusahaan asal AS itu menggarisbawahi risiko pelemahan pendapatan emiten, risiko kebijakan politik dalam negeri terhadap kinerja perbankan BUMN, serta pelebaran defisit fiskal.

Analis Maybank Investment Bank Bhd. Jeffrosenberg Chenlim menambahkan bahwa investor asing saat ini khawatir terhadap keberlanjutan pembayaran dividen serta perubahan strategi BUMN yang tidak akan fokus pada penerimaan laba.

Ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin mengingatkan pengumuman struktur lengkap tim inti operasional BPI Danantara pun bakal berpengaruh besar ke IHSG pekan ini. 

Wijayanto menjelaskan bahwa investor akan mencermati nama-nama anggota tim inti Danantara. Jika nama-nama yang diumumkan memiliki kredibilitas yang sudah teruji maka pasar modal akan bereaksi secara positif—begitu juga sebaliknya.

"[Jika] nama-nama [tim inti Danantara] yang masuk justru nama yang mengundang pertanyaan besar, maka kita jangan kaget kalau harga saham [IHSG] akan kolaps lagi setelah pengumuman," ujar Wija dalam diskusi daring, Minggu (9/3/2025).

Staf khusus wakil presiden untuk ekonomi dan keuangan periode 2014—2019 itu menjelaskan notabenenya pengumuman struktur lengkap Danantara akan menjawab lebih dari 80% pertanyaan masyarakat.

Wija meyakini jika Presiden Prabowo Subianto fokus ingin memastikan bisa menyamai sovereign wealth fund yang telah terbukti sukses seperti Temasek, GIC, atau Khazanah maka pengurusnya harus diisi orang-orang independen dan berintegritas. 

Jika hal yang terjadi malah sebaliknya, dia khawatir nasib Danantara malah seperti 1MDB di Malaysia yang tersangkut skandal megakorupsi.

Sebelumnya, Chief Executive Officer (CEO) Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) Rosan Perkasa Roeslani akan mengumumkan struktur lengkap Danantara pada pekan ini.

"Kami laporkan [ke Presiden Prabowo] adalah pembentukan mengisi dari tim yang memang akan bersama-sama di danantara juga di level operasi," ujar Rosan usai bertemu Prabowo di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (6/3/2025).

Dia mengatakan bahwa Prabowo telah menekankan bahwa pemilihan anggota tim harus berdasarkan kualitas terbaik, tanpa adanya intervensi dari pihak manapun.

Oleh karena itu, sambungnya, proses seleksi dilakukan dengan sangat ketat. Dia menyebut juga dibantu oleh head hunter maupun advisor dari dalam dan luar negeri untuk menemukan kandidat yang telah mereka laporkan kepada Presiden.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper