Bisnis.com, JAKARTA — Penguatan indeks saham BUMN atau IDX BUMN20 diperkirakan tetap stabil hingga paruh kedua 2025. Namun, ada kekhawatiran lompatan indeks cenderung dipengaruhi oleh sentimen jangka pendek.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IDX BUMN20 kembali ditutup menguat sebesar 1,01% ke level 375,48 pada perdagangan Rabu (13/8/2025).
Kenaikan tersebut didukung oleh saham PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) yang tumbuh 5,95%, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) menguat 5,66%, dan saham PT Timah Tbk. (TINS) naik sebesar 3,48%.
Kenaikan IDX BUMN20 juga sejalan dengan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Pada hari ini, indeks komposit terapresiasi sebesar 1,30% ke level 7.892,91 dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp14.203 triliun.
Sebelumnya, IDX BUMN20 turut mencuri perhatian dengan menguat 3,38% dan mencatatkan penguatan sebesar 5,19% year to date per Selasa (12/8/2025). Capaian ini berbalik arah dari tren negatif sepanjang tahun lalu.
Di tengah tren bullish ini, Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Fajar Dwi Alfian menilai penguatan IDX BUMN20 sebatas dipengaruhi sentimen jangka pendek, sedangkan secara fundamental dinilai masih butuh waktu.
Baca Juga
“Untuk fundamental masih perlu menunggu waktu, terutama kinerja dari sektor riil dan fundamental ekonomi domestik,” ucap Fajar saat dihubungi Bisnis pada Rabu (13/8/2025).
Dia menambahkan arah pergerakan IDX BUMN 20 akan sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi domestik, tingkat keyakinan konsumen, serta kebijakan suku bunga, baik dari The Fed maupun Bank Indonesia (BI).
Terpisah, Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta, menuturkan laju IDX BUMN20 dipengaruhi oleh sentimen makro ekonomi yang relatif kondusif baik secara global maupun domestik.
Dia menyebutkan bahwa perekonomian Amerika Serikat (AS) dan Indonesia sama-sama mampu menghindari resesi teknikal. Hal ini tecermin dari ekonomi keduanya yang tumbuh secara kuartalan (Quarter on Quarter/QoQ).
“Kondisi tersebut memberikan perlindungan risiko bagi pelaku pasar dan emiten,” kata Nafan kepada Bisnis.
Di samping itu, kebijakan moneter global juga berpotensi mendorong pertumbuhan IDX BUMN20 lebih lanjut. Pasalnya, The Fed diperkirakan melonggarkan kembali kebijakannya sebanyak dua kali pada paruh kedua.
Ekspektasi tersebut memberikan angin segar sebab BI berpeluang mengikuti langkah The Fed dengan potensi penurunan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 hingga 50 basis poin pada semester II/2025.
Dengan didukung sentimen yang ada, Nafan menilai kinerja emiten IDX BUMN20 berpotensi membaik pada sisa tahun ini. Apalagi, perusahaan pelat merah juga berpeluang meraih katalis tambahan dari program pemerintah.
“Program pemerintah seperti lima paket stimulus kemudian ditambah dengan kebijakan moneter BI yakni penurunan giro wajib minimum [GWM] juga berpotensi mendorong likuiditas perbankan,” pungkas Nafan.
Untuk saham BUMN, Nafan merekomendasikan beli saham PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) dengan target harga menengah di Rp3.320.
Rekomendasi beli juga disematkan kepada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dengan target harga jangka panjang mencapai Rp4.730, lalu target saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) di level Rp7.175, dan saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) diestimasikan tembus Rp5.000.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.