Bisnis.com, JAKARTA– Saham-saham bank lapis satu atau blue chip, yakni Bank Central Asia (BBCA), Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Mandiri (BMRI), Bank Syariah Indonesia/BSI (BRIS) Bank Negara Indonesia (BBNI), dan Bank Tabungan Negara (BBTN) berada di jalur positif minggu ini.
Blackrock Inc menjadi salah investor kakap yang ikut melakukan transaksi.
1. Transaksi Blackrock di Saham Bank Blue Chip (BBCA, BBRI, BMRI, BRIS, BBNI & BBTN)
Pada perdagangan hari ini, Kamis (6/3/2025), BBCA ditutup di level Rp8.975 dari Rp8.500 per lembar pekan lalu. BBRI naik dari Rp3.370 ke Rp3.950 per lembar.
Lalu Mandiri menanjak dari Rp4.590 ke Rp4.870 setiap saham. BSI bertambah dari 2.510 ke Rp2.610 per saham. BNI juga sama, dari Rp4.040 ke Rp4.590 per lembar dan BTN naik tipis dari Rp850 ke Rp875 per saham.
Meski berada dalam tren naik, Blackrock punya pandangan yang berbeda pada setiap emiten. Berdasarkan data Bloomberg, manajemen investasi terbesar di dunia itu menjual 42,34 juta saham BBRI kemarin, Rabu (5/3/2025). Baca selengkapnya klik di sini
2. Kantong Tebal Anthoni Salim dari Sektor Sawit
Berdasarkan data 2024 Indonesia’s 50 Richest Net Worth versi Forbes, Anthoni Salim bertengger di peringkat 5 sebagai orang paling kaya di Indonesia dengan nilai kekayaan sebesar US$12,8 miliar. Dalam tiga tahun berturut-turut, kekayaan Anthoni Salim dan keluarga mengalami kenaikan. Pada 2022, Anthoni Salim mengantongi pundi-pundi US$7,2 miliar. Setahun berikutnya semakin menebal menjadi US$10,3 miliar, hingga 2024 menjadi US$12,8 miliar.
Kantong Salim dari sektor komoditas kelapa sawit boleh dibilang makin tebal seiring dengan catatan kinerja emiten sawit Grup Salim yang membukukan lonjakan laba, yaitu melalui PT Salim Ivomas Pratama Tbk. (SIMP) dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk. (LSIP).
Jika diperinci, laba bersih atau laba yang diatribusi kepada pemilik entitas induk SIMP sepanjang 2024 adalah Rp1,54 triliun. Capaian itu naik signifikan sebesar 110,46% year-on year (YoY), meskipun dari struktur pendapatan SIMP turun tipis dari Rp16 triliun menjadi Rp15,96 triliun pada tahun lalu. Baca selengkapnya klik di sini
3. Tancap Gas Borong Saham Japfa (JPFA) Awal Maret 2025
Dua pemodal kakap tancap gas memborong saham emiten perunggasan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) awal Maret 2025.
Momentum itu bertepatan dengan lonjakan laba tahun buku 2024 yang baru-baru ini dirilis. Menurut data Bloomberg, Kamis (6/3/2025), pemodal kakap langsung memborong saham JPFA di awal Maret 2025.
Keduanya yakni Dimensional Advisors LP dan BlackRock Inc. Dimensional terekam mengakumulasi 191.000 lembar saham JPFA, sehingga kepemilikannya bertambah menjadi 137,85 juta lembar dari posisi akhir bulan lalu 137,65 juta lembar.
Dimensional terekam mengakumulasi JPFA sejak Desember 2024. Adapun, sepanjang tahun ini, jumlah yang diakumulasi Dimensional sebesar 1,32 juta lembar, dari posisi akhir tahun lalu 136,52 juta lembar. Baca selengkapnya klik di sini
4. Sisa-Sisa Jumlah Saham Unilever (UNVR) yang Dipegang BlackRock
Kepemilikan saham perusahaan manajemen aset terbesar dunia, BlackRock Inc., di PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) berubah signifikan pada periode berjalan 2025.
BlackRock bukan nama baru di jajaran pemegang saham UNVR. Bloomberg mencatat mereka pertama kali masuk sebagai investor pada 31 Maret 2013.
Terkini atau hingga akhir perdagangan Rabu (5/3/2025), data Bloomberg menunjukkan terjadi perubahan signifikan kepemilikan BlackRock di saham UNVR.
Secara terperinci, BlackRock memegang 239,45 juta lembar saham ABMM per akhir 2024. Jumlah itu kemudian turun menjadi 237,24 juta pada penutupan sesi Januari 2025. Baca selengkapnya klik di sini
5. Lo Kheng Hong Tancap Gas Kejar Cuan dari Saham ABMM
Investor kawakan Lo Kheng Hong tancap gas mengejar cuan dari kepemilikan saham emiten batu bara PT ABM Investama Tbk. (ABMM).
Lo Kheng Hong bergerak cepat dengan memperbesar kepemilikan saham ABMM pada sesi perdagangan perdana Maret 2025.
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) melaporkan Lo Kheng Hong memborong 93.800 lembar saham ABMM pada Senin (3/3/2025). Setelah transaksi, jumlah yang dipegang bertambah menjadi 150,52 juta lembar atau setara dengan 5,47%.
Dalam catatan Bisnis, Lo Kheng Hong telah gencar berbelanja saham ABMM sejak Februari 2025. Baca di sinu. Baca selengkapnya klik di sini