Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah ditutup melemah di hadapan dolar AS pada perdagangan hari ini, Rabu (19/2/2025), setelah Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan BI Rate di level 5,75%.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah melemah 47 poin atau 0,28% ke posisi Rp16.325 per dolar AS. Sepanjang tahun berjalan 2025, rupiah melemah 1,18%.
Sementara itu, indeks dolar AS terpantau turun 0,07% ke level 106,98. Yen Jepang tercatat menguat 0,21%, won Korea Selatan melemah 0,06%, yuan China turun 0,17%, rupee India -0,09%.
Di Asean, dolar Singapura menguat 0,03%, peso Filipina menguat 0,19%, ringgit Malaysia menguat tipis 0,05%, dan baht Thailand relatif stagnan.
Pengamat Forex Ibrahim Assuaibi memperkirakan mata uang rupiah bakal bergerak fluktuatif, condong melemah ke rentang Rp16.260 sampai dengan Rp16.320 per dolar AS.
Ibrahim mengatakan terdapat sejumlah sentimen yang memengaruhi pergerakan rupiah saat ini. Dari luar negeri, terdapat ketidakpastian yang berkelanjutan atas rencana Presiden AS Donald Trump terkait tarif perdagangan.
"Selain itu, pasar tetap waspada terhadap suku bunga AS yang tetap tinggi untuk waktu yang lebih lama," kata Ibrahim.
Dari dalam negeri, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia memutuskan tahan suku bunga acuan alias BI Rate di level 5,75% berdasarkan Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode 18—19 Februari 2025.
"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada tanggal 18 dan 19 Februari 2025 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 5,75%," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers RDG BI, Rabu (19/2/2025).
Dalam pengumuman suku bunga BI hari ini, bank sentral juga menetapkan suku bunga Deposit Facility di 5,00% dan suku bunga Lending Facility tetap 6,50%.
Perry mengatakan keputusan suku bunga ini konsisten dengan upaya menjaga agar perkiraan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5±1%.