Bisnis.com, JAKARTA — Indeks harga saham gabungan (IHSG) anjlok 5,16% dalam sepekan dipicu oleh koreksi harga saham emiten-emiten big caps.
P.H. Sekretaris Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia I Gusti Alit Nityaryana menyampaikan IHSG turun dari posisi 7.109,196 pada pekan lalu ke level 6.752,576 pada pekan ini.
IHSG memerah 3 hari berturut-turut sebesar 0,5% pada 5 Februari, jeblok 2,12% pada 6 Februari, dan anjlok 1,93% pada 7 Februari 2025.
Penurunan IHSG ditekan oleh koreksi harga saham emiten-emiten berkapitalisasi pasar jumbo seperti saham BMRI anjlok 14,52%, BREN -22,16%, BBRI -4,5%, DSSA -12,24%, dan AMMN terkoreksi 8,64% sepanjang perdagangan 3-7 Februari 2025.
“Kapitalisasi pasar Bursa pekan ini mengalami perubahan sebesar 5,87% menjadi Rp11.595 triliun dari Rp12.319 triliun pada sepekan sebelumnya,” tulisnya dalam keterangan resmi, Jumat (7/2/2025).
Di sisi lain, rata-rata volume transaksi harian Bursa pekan ini mengalami peningkatan sebesar 26,60% menjadi 20,75 miliar lembar saham dari 16,39 miliar lembar saham pada pekan sebelumnya.
BEI juga mencatat peningkatan turut dialami oleh rata-rata frekuensi transaksi harian Bursa pekan ini menjadi 1,31 juta kali transaksi atau naik 13,06% dari 1,16 juta kali transaksi pada pekan lalu.
“Selama sepekan, rata-rata nilai transaksi harian Bursa mengalami kenaikan sebesar 7,22% sehingga menjadi Rp12,08 triliun dari Rp11,27 triliun pada pekan sebelumnya,” imbuhnya.
Investor asing pada Jumat (7/2/2025) mencatatkan nilai jual bersih Rp513.87 miliar atau Rp3,8 triliun dalam sepekan. Alhasil, sepanjang tahun berjalan 2025 ini investor asing mencatatkan nilai jual bersih Rp7,52 triliun.