Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos Barito Renewables Energy (BREN) Buka Suara Soal Keputusan MSCI

MSCI mengecualikan saham PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) dalam review MSCI Global Standard Indexes bulan ini.
Jajaran Direksi PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) dan PT Pulau Subur Tbk. (PTPS) bersama Direksi Bursa Efek Indonesia dalam ceremony pencatatan perdana saham, Senin (9/10/2023). Saham BREN dibuka ARA di hari perdana perdagangannya. (Bisnis/Artha Adventy)
Jajaran Direksi PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) dan PT Pulau Subur Tbk. (PTPS) bersama Direksi Bursa Efek Indonesia dalam ceremony pencatatan perdana saham, Senin (9/10/2023). Saham BREN dibuka ARA di hari perdana perdagangannya. (Bisnis/Artha Adventy)

Bisnis.com, JAKARTA — Direktur Utama PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) Hendra Tan buka bicara ihwal keputusan MSCI yang mengecualikan saham BREN dalam tinjauan MSCI Global Standard Indexes bulan ini. 

Hendra menuturkan bahwa keputusan untuk memasukkan atau mengecualikan perusahaan dan emiten ke dalam indeks sepenuhnya menjadi wewenang penyedia indeks, dalam hal ini MSCI. 

“Hal ini berada di luar kendali kami, fokus kami tetap pada memberikan pertumbuhan yang berkelanjutan,” tuturnya dalam keterangan resmi, Jumat (7/2/2025). 

Seperti diberitakan sebelumnya, MSCI telah mengecualikan tiga saham emiten yang terafiliasi dengan konglomerat Prajogo Pangestu dalam tinjauan terhadap MSCI Global Standard Indexes. Keputusan tersebut diumumkan secara resmi pada 6 Februari 2025. 

Ketiga saham itu ialah BREN, bersama dengan PT Petrosea Tbk. (PTRO) dan  PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN). Dalam pengumuman resminya, MSCI menyatakan keputusan ini didasarkan pada analisis serta umpan balik dari pelaku pasar mengenai potensi kendala investasi. 

“MSCI tidak akan mempertimbangkan untuk menambah saham-saham berikut [BREN, CUAN, PTRO] ke dalam MSCI Indonesia Investable Market Index [IMI] sebagai bagian dari review indeks Februari 2025,” tulis pengumuman MSCI. 

Meski demikian, MSCI menegaskan pihaknya tetap terbuka terhadap masukan dari pelaku pasar dan investor terkait dengan kelayakan ketiga saham tersebut. 

“MSCI akan meninjau kelayakan saham ini sebagai bagian dari review indeks di masa depan dan berkomunikasi lebih lanjut jika diperlukan.”

Setelah pengumuman MSCI itu, saham BREN terpantau anjlok 19,94% ke level Rp7.025 per saham atau menyentuh level auto rejection bawah (ARB) pada hari ini. 

Di sisi lain, Hendra mengatakan BREN belum punya agenda penggalangan dana bersifat ekuitas dalam waktu dekat. Hendra beralasan BREN berada dalam posisi modal yang kuat untuk menopang program ekspansi saat ini. 

“Kami tidak memiliki program penggalangan dana bersifat ekuitas dalam waktu dekat ini,” kata bos BREN itu. 

Selepas melantai di pasar modal, Hendra mengatakan, BREN telah berhasil meningkatkan kapasitas setrum lewat program ekspansi organik maupun anorganik. 

“Kami telah sukses menambah kapasitas melalui akuisisi pembangkit listrik tenaga angin kami di Sidrap sebesar 78,75 megawatt (MW),” kata Hendra. 

Seperti diketahui, BREN bakal mencatat tambahan kapasitas setrum dari proyek geotermal sekitar 41 MW tahun ini. 

Tambahan kapasitas listrik itu mengambil porsi 4,62% dari total kapasitas pembangkit listrik panas bumi (PLTP) yang telah beroperasi saat ini sebesar 886 MW. Dengan demikian, kapasitas listrik panas bumi yang dioperasikan BREN bakal naik ke level 907 MW.  

“Salah satunya melalui project Salak Binary yang telah sukses menyelesaikan commissioning test. Dalam tes dengan rentang waktu 72 jam, Salak Binary berhasil menghasilkan 14,48 MW listrik, lebih tinggi dari ekspektasi awal kami,” katanya. 

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper