Bisnis.com, JAKARTA — Harga Bitcoin anjlok lebih dari 4% usai data inflasi produsen AS melampaui perkiraan, memicu kekhawatiran pasar dan menghapus rekor tertinggi yang baru dicapai sehari sebelumnya.
Melansir Bloomberg pada Jumat (15/8/2025) Bitcoin terkoreksi lebih dari 4% dalam hitungan menit setelah laporan pemerintah menunjukkan inflasi produsen AS pada Juli melonjak tercepat dalam tiga tahun.
Data tersebut menekan pasar saham, memangkas ekspektasi pemangkasan suku bunga, dan menjatuhkan Bitcoin dari level puncak US$124.515. Harga Bitcoin saat ini terpantau pada level US$117.871,2.
Sentimen negatif semakin dalam setelah Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyatakan di Fox Business bahwa pemerintah AS tidak akan membeli Bitcoin tambahan untuk cadangan strategis kripto Presiden Donald Trump.
Sepanjang tahun lalu, Bitcoin mencatat tren kenaikan berkat iklim legislasi yang ramah di Washington di bawah pemerintahan Trump. Perusahaan publik, dipimpin oleh MicroStrategy milik Michael Saylor, meningkatkan permintaan dengan strategi populer menimbun Bitcoin. Strategi ini kemudian merambah ke aset kripto lain seperti Ether, mendorong reli luas di pasar aset digital.
Namun, penurunan pada Kamis berlangsung cepat. Menurut data Coinglass, posisi spekulatif di aset kripto mencatat likuidasi lebih dari US$1 miliar dalam 24 jam terakhir, terdiri atas US$770 juta posisi beli (long) dan US$269 juta posisi jual (short).
Baca Juga
Ekonom Global Kraken Thomas Perfumo menuturkan, pelemahan harga kripto setelah data inflasi inti PPI yang lebih panas dari perkiraan tampaknya mengguncang keyakinan pasar terhadap kemungkinan pemangkasan suku bunga The Fed bulan depan.
"Secara fundamental, inflasi tinggi justru menegaskan daya tarik jangka panjang aset kripto dengan pasokan tetap atau terprogram, yang secara struktural lebih mampu mempertahankan dan meningkatkan nilai," jelasnya.
Pergerakan serempak antara saham dan Bitcoin akhir-akhir ini menunjukkan bahwa segmen pasar spekulatif dan acuan utama menarik sentimen positif dari sumber yang sama.
Awal pekan ini, data inflasi konsumen AS sesuai ekspektasi memperkuat taruhan pemangkasan suku bunga The Fed pada September, yang berpotensi melonggarkan kondisi keuangan dan mengalirkan modal dari saham unggulan ke aset kripto berisiko. Namun, sentimen tersebut memudar pada Kamis.
Meski perintah eksekutif Trump pada Januari menyebut pemerintah akan menambah cadangan Bitcoin dengan strategi “netral anggaran”, banyak pelaku pasar mengira langkah itu akan melibatkan pembelian langsung, bukan sekadar memperoleh aset hasil sitaan dari kasus kriminal.
Bahkan, ada pelaku pasar yang berspekulasi pemerintah akan merevaluasi cadangan emasnya untuk membeli Bitcoin. Bessent pun telah membantah spekulasi tersebut.
“Kami tidak akan membelinya, tapi akan memanfaatkan aset sitaan dan terus menambahnya. Kami akan berhenti menjualnya. Cadangan Bitcoin saat ini, dengan harga sekarang, bernilai sekitar US$15–20 miliar," kata Bessent dalam program “Mornings with Maria” di Fox.
Menurut CoinGecko, kapitalisasi pasar Bitcoin sempat menyentuh US$2,5 triliun dan Ether mendekati US$575 miliar ketika harga mencapai puncaknya. Ether diperdagangkan di sekitar US$4.600 pada Kamis, mendekati rekor tertinggi hampir empat tahun lalu.
Kenaikan Ether didorong permintaan stabil dari perusahaan treasury baru yang aktif, sedangkan kenaikan Bitcoin bertumpu pada arus masuk dana dari produk exchange-traded, meski menghadapi resistensi teknikal. Namun, Ether menjadi aset dengan likuidasi terbesar pada posisi spekulatif selama penurunan tajam terbaru.
“Kripto berkorelasi positif dengan saham, dengan korelasi ETH lebih kuat dibandingkan BTC. Sentimen secara umum masih positif," kata Direktur Riset Ergonia Chris Newhouse.