Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Jeblok ke Bawah 6.800, Saham PTRO hingga RATU Ambrol

IHSG dibuka melemah ke level 7.022,23 pada perdagangan awal pekan ini, Senin (3/2/2025).
Warga mengakses data saham menggunakan perangkat komputer jinjing dan telepon pintar di Jakarta, Minggu (2/2/2025). Bisnis/Himawan L Nugraha
Warga mengakses data saham menggunakan perangkat komputer jinjing dan telepon pintar di Jakarta, Minggu (2/2/2025). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks harga saham gabungan (IHSG) dibuka melemah bawah level 6.800 pada perdagangan jelang akhir pekan ini, Jumat (7/2/2025). Harga saham PT Petrosea Tbk. (PTRO) hingga PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA) ambrol.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG dibuka di posisi 6.758,1 pada perdagangan hari ini. IHSG kemudian melemah 2,69% menuju ke posisi 6.690,34 pada pukul 09.05 WIB. 

Pada awal perdagangan, IHSG bergerak di rentang terbawah 6.687,94 dan tertinggi 6.758,15. Adapun, kapitalisasi pasar alias market cap saat pembukaan mencapai Rp11.580 triliun.

Pada pembukaan perdagangan hari ini, deretan saham dengan nilai transaksi saham tinggi di pasar ambrol. Harga saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), misalnya, turun 2,55% pada pembukaan perdagangan. 

Harga saham PT Petrosea Tbk. (PTRO) juga jeblok 18,06%, RAJA anjlok 10,29%, serta PT Raharja Energi CepuTbk. (RATU) turun 8,47%. Selain itu, harga saham PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) turun 7,69% pada pembukaan perdagangan. 

Pada penutupan perdagangan kemarin, Kamis (6/2/2025), IHSG juga berkinerja jeblok. IHSG terkoreksi 2,12% atau 148,69 poin ke level 6.875,54 poin. 

Alhasil, IHSG pun melorot 4,02% sepanjang tahun berjalan (year to date/YtD). Seiring dengan pelemahan IHSG, dana asing pun lari dari pasar saham dengan catatan nilai jual bersih atau net sell asing sebesar Rp2,33 triliun. 

Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan dalam risetnya menilai IHSG justru melemah signifikan ketika sentimen perang dagang cenderung membaik. IHSG tembus support critical level 6.950. Secara teknikal, pelemahan tersebut merupakan validasi awal dari rectangle sebagai indikasi bearish continuation.

Adapun, dari sentimen global lainnya, Presiden AS, Donald Trump dikabarkan memerintahkan US Treasury Secretary, Scott Bessent untuk menurukan 10-Year Bond Yield di AS tanpa perlu pemangkasan suku bunga acuan The Fed. Hal ini memicu kekhawatiran terjadinya pengetatan likuiditas di AS. 

Bagi Indonesia, disamping pengetatan likuiditas, kondisi ini berpotensi memicu rotasi ke obligasi jangka panjang, khususnya obligasi Pemerintah Indonesia karena berpotensi menawarkan return yang lebih menarik ketika dibandingkan dengan US Treasury Bonds.

Kondisi tersebut juga akan berdampak negatif pada pasar saham di Indonesia. IHSG dikhawatirkan masih akan bergerak di bawah level psikologis 7.000 pada akhir pekan ini (7/2/2025). Pelemahan mungkin akan mulai terbatas, mengingat terbentuk long lower-shadow dan indikasi oversold pada Stochastic RSI.

IHSG hari ini diproyeksikan akan menguji resistance di level 7.000, pivot 6.900, serta support di level 6.800.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper