Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Hari Ini, Jumat 7 Februari 2025

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dibuka menguat pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat (7/2/2024) ke level Rp16.332 per dolar AS.
Karyawati menghitung dolar di salah satu money changer di Jakarta, Kamis (9/1/2025). Bisnis/Abdurachman
Karyawati menghitung dolar di salah satu money changer di Jakarta, Kamis (9/1/2025). Bisnis/Abdurachman
Live Timeline

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka menguat pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat (7/2/2024) ke level Rp16.332 per dolar AS.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka menguat 0,06% atau 9 poin ke level Rp16.332. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau naik 0,02% ke level 107,7.

Sama seperti rupiah, sejumlah mata uang Asia mengalami penguatan. Dolar Taiwan misalnya menguat 0,02%, peso Filipina menguat 0,18%, serta baht Thailand menguat 0,21%.

Sementara, sejumlah mata uang di Asia lainnya mengalami pelemahan. Yen Jepang misalnya melemah 0,17%, dolar Hong Kong melemah 0,02%, dolar Singapura melemah 0,04%, dan yuan China melemah 0,02%.

Pengamat forex Ibrahim Assuaibi menilai pada perdagangan hari ini, mata uang rupiah diproyeksikan bergerao fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp16.310 - Rp16.400.

Terdapat sejumlah sentimen yang memengaruhi pergerakan rupiah. Dari luar negeri, para pedagang tetap waspada terhadap perang dagang yang sedang terjadi antara AS dan China.

Selain itu, fokus pekan ini tertuju pada data utama penggajian nonpertanian AS, untuk isyarat lebih lanjut tentang suku bunga. setiap tanda-tanda ketahanan di pasar tenaga kerja dapat mendukung dolar AS.

Dari dalam negeri, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat terus melambat dalam dua tahun terakhir. Ekonom meyakini ketidakberpihakan pemerintah terhadap kelas menengah menjadi penyebab utamanya.

Sebagai informasi, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 tercatat sebesar 5,31%, lalu pada 2023 sebesar 5,05%. Kemudian, pada 2024 meski masih berada pada level 5%, tetapi melambat ke 5,03%.  


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper