Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka menguat pada perdagangan hari ini, Rabu (4/2/2025) ke level Rp16.310 per dolar AS.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka menguat 0,25% atau 41 poin ke level Rp16.310 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau turun 0,01% ke level 107,94.
Sama seperti rupiah, sejumlah mata uang Asia mengalami penguatan. Yen Jepang misalnya menguat 0,6%, dolar Taiwan menguat 0,32%, won Korea Selatan menguat 0,04%, dan peso Filipina menguat 0,41%.
Adapun, deretan mata uang di Asia lainnya mengalami pelemahan. Dolar Hong Kong melemah 0,02%, dolar Singapura melemah 0,02%, serta yuan China melemah 0,55%.
Pada perdagangan kemarin, Selasa (4/2/2025), rupiah ditutup menguat 0,59% atau 97 poin ke posisi Rp16.351 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar melemah 0,31% ke posisi 108,545.
Adapun, pada perdagangan hari ini, Rabu (5/2/2025), pengamat forex Ibrahim Assuaibi memproyeksikan mata uang rupiah bergerak fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp16.300 - Rp16.360.
Baca Juga
Terdapat sejumlah sentimen yang memengaruhi pergerakan rupiah. Dari luar negeri, Presiden AS Donald Trump menunda rencana untuk mengenakan tarif perdagangan terhadap Kanada dan Meksiko. Namun, kenaikan mata uang regional terbatas, mengingat tarif 10% Trump terhadap China masih akan berlaku di kemudian hari.
Sentimen lainnya adalah adanya kekhawatiran terus-menerus atas suku bunga AS yang tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama, terutama setelah data inflasi indeks harga PCE yang kuat pekan lalu. The Fed juga telah mengisyaratkan bahwa inflasi yang kuat akan mengurangi dorongan untuk terus memangkas suku bunga.
Dari dalam negeri, Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia awal 2025 kembali mencatatkan kinerja solid dengan ekspansi di level 51,9, meningkat 1,37% dari posisi Desember 2024 di level 51,2.
Kenaikan PMI Manufaktur Indonesia menjadi sinyal positif mengawali 2025. Perkembangan sektor manufaktur pada Januari 2025 mencerminkan ekspansi aktivitas konsumsi dan dunia usaha yang konsisten sejak akhir tahun lalu.