Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Prajogo Pangestu Berguguran, IHSG Ditutup Anjlok 1,93% ke 6.742,58

IHSG ditutup anjlok ke level 6.742,58 pada akhir pekan, Jumat (7/2/2025). Penurunan indeks disebabkan pelemahan saham-saham yang terafiliasi Prajogo Pangestu.
Investor mengamati layar informasi harga saham di Jakarta, Selasa (28/1/2025)./JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P
Investor mengamati layar informasi harga saham di Jakarta, Selasa (28/1/2025)./JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup anjlok ke level 6.742,58 pada perdagangan akhir pekan, Jumat (7/2/2025). Penurunan indeks disebabkan sentimen negatif yang menimpa saham-saham terafiliasi Prajogo Pangestu.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG ditutup melemah 1,93% atau 132,96 poin menuju 6.742,58 hingga akhir perdagangan. Hari ini, IHSG dibuka pada level 6.875,54 dan sempat bergerak ke posisi tertingginya 6.769,78.

Tercatat, sebanyak 200 saham menguat, 441 saham menurun, dan 313 saham stagnan. Sementara itu, kapitalisasi pasar alias market cap mencapai Rp11.595 triliun.

Dari jajaran saham berkapitalisasi jumbo, saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) menguat sebesar 4,47% menjadi Rp9.350 per saham. Lalu, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) juga naik 1,51% menuju Rp4.030, dan saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) menguat terapresiasi 1,17% ke Rp2.590.

Adapun, saham berkapitalisasi besar yang turun dihuni emiten terafiliasi Prajogo yakni PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) dengan koreksi 19,44% ke Rp6.525, dan saham PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) melemah 17,86% menjadi Rp39.450.

Saham terafiliasi Prajogo Pangestu lainnya, yakni PT Petrosea Tbk. (PTRO) terpantau ambles 24,61% menjadi Rp2.880, saham PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN) merosot 19,96% dan saham PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) terkoreksi 19,94%.

Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan IHSG sempat melemah 2,19% ke level 6.742,42 pada perdagangan sesi pertama hari ini.

Dia memaparkan indeks komposit mengalami tekanan jual secara signifikan dan membentuk gap down yang dipengaruhi oleh pelemahan saham-saham konglomerasi.

“Melemahnya IHSG disebabkan oleh sentimen negatif terkait dengan beberapa emiten konglomerasi yang gagal masuk kedalam indeks MSCI, yang memicu aksi jual dari investor,” ujarnya dalam publikasi riset harian.

Sebagaimana diketahui, MSCI telah mengecualikan tiga saham emiten yang terafiliasi dengan konglomerat Prajogo Pangestu dalam tinjauan terhadap MSCI Global Standard Indexes. Keputusan ini diumumkan pada 6 Februari 2025.

Dalam pengumuman resminya, MSCI menyatakan keputusan ini didasarkan pada analisis serta umpan balik dari pelaku pasar mengenai potensi kendala investasi.

“MSCI tidak akan mempertimbangkan untuk menambah saham-saham berikut ke dalam MSCI Indonesia Investable Market Index [IMI] sebagai bagian dari review indeks Februari 2025,” tulis pengumuman MSCI.

Meski demikian, MSCI menegaskan pihaknya tetap terbuka terhadap masukan dari pelaku pasar dan investor terkait kelayakan ketiga saham tersebut.

Sementara itu, secara teknikal, Valdy menuturkan IHSG membentuk gap down yang diikuti indikator modern MACD. Hal tersebut menunjukkan pelebaran negative slope, sehingga indeks rawan menguji support psikologis 6.700 pada hari ini.

_________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper