Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berkinerja jeblok pada penutupan perdagangan, Kamis (6/2/2025) masih didorong oleh sentimen global.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG terkoreksi 2,12% atau 148,69 poin ke level 6.875,54 poin. Deretan saham berkapitalisasi jumbo yang ambrol memengaruhi pelemahan IHSG.
Harga saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) misalnya terkoreksi 7,69%. Lalu, saham PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) melorot 6,09%.
Saham PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) ikut melemah 4,67%, diikuti koreksi saham PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) masing-masing 4,35% dan 4,11%.
Selanjutnya, saham jumbo lainnya yang ikut terkoreksi di antaranya PT Astra International Tbk (ASII) sebesar 4,01% dan PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) susut 4%.
Alhasil, IHSG pun melorot 4,02% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd). Seiring dengan pelemahan IHSG, dana asing pun lari dari pasar saham dengan catatan nilai jual bersih atau net sell asing sebesar Rp2,33 triliun.
Baca Juga
Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan dalam risetnya menilai IHSG justru melemah signifikan ketika sentimen perang dagang cenderung membaik. IHSG tembus support critical level 6.950. Secara teknikal, pelemahan tersebut merupakan validasi awal dari rectangle sebagai indikasi bearish continuation.
Adapun, dari sentimen global lainnya, Presiden AS, Donald Trump dikabarkan memerintahkan US Treasury Secretary, Scott Bessent untuk menurukan 10-Year Bond Yield di AS tanpa perlu pemangkasan suku bunga acuan The Fed. Hal ini memicu kekhawatiran terjadinya pengetatan likuiditas di AS.
Bagi Indonesia, disamping pengetatan likuiditas, kondisi ini berpotensi memicu rotasi ke obligasi jangka panjang, khususnya obligasi Pemerintah Indonesia karena berpotensi menawarkan return yang lebih menarik ketika dibandingkan dengan US Treasury Bonds.
Kondisi tersebut juga akan berdampak negatif pada pasar saham di Indonesia. IHSG dikhawatirkan masih akan bergerak di bawah level psikologis 7.000 pada akhir pekan ini (7/2/2025). Pelemahan mungkin akan mulai terbatas, mengingat terbentuk long lower-shadow dan indikasi oversold pada Stochastic RSI.
IHSG hari ini diproyeksikan akan menguji resistance di level 7.000, pivot 6.900, serta support di level 6.800.
Seiring dengan kondisi tersebut, Phintraco Sekuritas menilai terdapat sejumlah saham yang patut diperhatikan. Deretan saham yang direkomendasikan hari ini antara lain PT Mayora Indah Tbk. (MYOR), PT Mitra Adiperkasa Tbk. (MAPI), PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT), PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF), dan PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA).
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.