Bisnis.com, JAKARTA — PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) melaporkan produksi emas dan tembaga sepanjang tahun 2024 tumbuh signifikan, dibarengi dengan efisiensi biaya produksi.
Berdasarkan laporan manajemen, produksi emas sepanjang 2024 mencapai 115.867 ounce, dengan total cash cost sebesar US$1.1017 per ounce, AISC sebesar US$1.337 per ounce dan average selling price sebesar US$2.371 per ounce.
Sementara itu, produksi tembaga sepanjang 2024 mencapai 13.902 ton, berada dalam kisaran panduan 13.500 ton hingga 14.000 ton.
Selain itu, Tambang Pirit-Tembaga Wetar melampui panduan biaya tunai AISC untuk tahun 2024 dengan biaya sebesar US$2,63 per lb dan AISC sebesar US$3,58 per lb.
Presiden Direktur MDKA Albert Saputra mengatakan operasional emas, tembaga dan nikel sesuai dengan panduan produksi perusahaan. Albert mengatakan produksi sepanjang 2024 mencatatkan pertumbuhan yang signifikan secara tahunan.
“Menghasilkan pendapatan unaudited kuartalan dan tahun 2024 masing-masing sebesar US$575,8 juta dan US$2,2 miliar, mencerminkan peningkatan tahunan masing-masing sebesar 7% dan 31%,” kata Albert lewat keterangan resmi, dikutip Jumat (7/2/2025).
Baca Juga
Adapun, MDKA menetapkan panduan produksi antara 100.000 dan 110.000 ounce emas dan 11.000 sampai 13.000 ton tembaga untuk periode tahun ini.
Sementara itu, anak usaha MDKA PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA) turut mencatatkan peningkatan produksi pada lini bisnis nikel sepanjang kuartal IV/2024.
Lonjakan produksi kali ini didorong oleh Tambang Sulawesi Cahaya Mineral dengan rekor produksi sebesar 3,4 juta wet metric ton (wmt) limonit dan 3 juta wmt saprolit, meningkat masing-masing 110% dan 108% secara tahunan.
Pada periode yang sama, 2,01 juta wmt bijih saprolit dikirim ke smelter RKEF MBMA, sementara 4,1 juta wmt bijih limonit dijual ke PT Huayue Nickel Cobalt, menghasilpkan pendapatan unaudited sebesar US$73,2 juta dengan ASP sebesar US$17,9 per wmt.
Fasilitas pemunian MBMA menghasilkan total 30.716 ton produk nikel, termasuk 18.823 ton nikel dalam nickel pig iron (NPI) dan 11.893 ton nikel dalam high-grade nickel matte (HGNM), yang menghasilkan pendapatan unaudited masing-masing sebesar US$223,8 juta dan US$158,8 juta, dengan ASP masing-masing sebesar US$11.887 per ton dan US$13.229 per ton.
MBMA menetapkan panduan penjualan untuk tahun 2025 sebesar 6 juta hingga 7 juta wmt bijih saprolit dan 12,5 juta wmt hingga 15 wmt bijih limonit.
Sementara itu, penjualan nikel diperkirakan antara 80.000 hingga 87.000 ton nikel dalam NPI dan 50.000 hingga 55.000 ton nikel dalam HGNM.
“Di MBMA, commissioning dua fasilitas HPAL akan semakin memperkuat posisi kami sebagai pemimpin dalam rantai nilai baterai dan kendaraan listrik,” kata Albert.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.