Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Grab Dinilai Paling Diuntungkan Jika Merger dengan GOTO

Kabar merger antara GOTO dengan Grab Holdings Ltd. diproyeksikan akan menguntungkan Grab apabila terjadi.
Pengemudi ojek online (ojol) menunjukan logo GoTo di Jakarta, Rabu (26/10/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pengemudi ojek online (ojol) menunjukan logo GoTo di Jakarta, Rabu (26/10/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Kabar mengenai penggabungan usaha atau merger antara PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) dengan Grab Holdings Ltd. kembali berembus. Merger ini diperkirakan akan menguntungkan Grab.

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Christopher Rusli mengatakan apabila kabar ini terwujud dan Grab diasumsikan menjadi pengendali GOTO, maka Grab akan melakukan mandatory tender offer (MTO) karena terdapat potensi perubahan pada pemegang saham pengendali ketika mereka mendapatkan saham seri B.

"Apabila kesepakatan ini terjadi, maka kami meyakini hal ini akan menguntungkan Grab secara signifikan, dengan peningkatan dominasi pasar dan efisiensi operasional," kata Rusli, Selasa (5/2/2025).

Dia melanjutkan, merger ini akan menghasilkan entitas yang menguasai sekitar 80% pangsa pasar bisnis on-demand services (ODS) di Indonesia.

Apabila Grab mengakuisisi GOTO, maka Grab dapat memperkuat ekosistemnya melalui sinergi cross-platform dengan Tokopedia dan GoPay.

"Kesepakatan tersebut juga dapat menghapus biaya berlebihan, seperti biaya marketing yang dihabiskan sebelumnya karena kompetisi dengan GOTO," ujarnya.

Hal tersebut pada akhirnya dapat memperkuat bargaining power Grab dengan regulator, supplier, dan mitra atau partners.

Meski demikian, lanjutnya,  kekhawatiran utama Mirae Asset Sekuritas terhadap kesepakatan ini adalah kekhawatiran mengenai monopoli pasar, disrupsi operasional saat proses integrasi, dan potensi batalnya kesepakatan.

Sebelumnya, Corporate Secretary GOTO RA Koeseomohadiani menjelaskan tidak ada kesepakatan antara GOTO dengan pihak manapun, untuk melakukan transaksi merger sebagaimana telah diberitakan di media massa. 

"Perseroan mencatat bahwa berita yang sama juga beredar dari waktu ke waktu di masa lampau dalam beberapa tahun terakhir dan berita-berita tersebut adalah berdasarkan spekulasi," ucap Koesoemohadiani, Selasa (4/2/2025).

Dia juga menjelaskan berita yang beredar tersebut tidak berdampak merugikan terhadap kegiatan operasional dan kelangsungan usaha GOTO. 

__________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper