Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sentimen Global dan Domestik Bikin IHSG Ambrol Tinggalkan Level 7.000

Kombinasi antara sentimen global dan domestik yang cenderung negatif telah membuat IHSG jatuh meninggalkan level psikologis 7.000 pada hari ini, Kamis (6/2).
Pengunjung beraktivitas di main hall Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Jumat (10/1/2025)./JIBI/Bisnis/Abdurachman
Pengunjung beraktivitas di main hall Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Jumat (10/1/2025)./JIBI/Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – Kombinasi antara sentimen global dan domestik yang cenderung negatif telah membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terperosok menuju level 6.875 hingga penutupan perdagangan hari ini.

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat IHSG mengalami koreksi sebesar 2,12% atau 148,69 poin menuju level 6.875,54 pada Kamis (6/2/2025). Penurunan ini membuat indeks komposit melemah 3,06% sejak awal tahun alias year to date (YtD).

Head of Research NH Korindo Sekuritas Indonesia Liza Camelia Suryanata mengatakan kejatuhan IHSG dalam beberapa hari terakhir merupakan dampak dari sentimen pasar global, terutama dari kebijakan perdagangan Amerika Serikat (AS).

“Kebijakan perdagangan AS di bawah Donald Trump menerapkan tarif terhadap Kanada, Meksiko, dan China. Namun, di sela-sela itu, terdapat penundaan terhadap tarif Kanada dan Meksiko, yang menambah ketidakpastian,” ujarnya.

Kondisi makroekonomi Indonesia turut memberikan tekanan. Liza menuturkan deflasi dan pertumbuhan ekonomi yang meleset dari asumsi makro 2024, kendati masih bertahan di level 5%, menjadi faktor lain yang membebani indeks.

Dia menambahkan bahwa sektor perbankan juga memberikan dampak terhadap pelemahan IHSG. Salah satunya laporan keuangan Bank Mandiri yang memperlihatkan kinerja kurang menggembirakan pada 2024.

Pelemahan sektor perbankan setidaknya tecermin dari dari kinerja indeks saham finansial. Pada hari ini, indeks tersebut menjadi salah satu sektor yang mengalami penurunan tajam dengan koreksi 2,24% menuju posisi 1.354,93.

Akibat tekanan ini, kata Liza, IHSG gagal bertahan di level 7.000. Dengan kondisi yang terjadi, dia memperkirakan indeks komposit kemungkinan bakal mencari support di level terendah pada tahun lalu yakni sekitar 6.650 - 6.700.

Sementara itu, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Adityo Nugroho menilai volatilitas pasar masih dipengaruhi oleh perubahan situasi global, termasuk kebijakan perdagangan AS yang belum stabil.

Adityo menambahkan sejumlah isu domestik ikut mempengaruhi, mulai dari upaya merapikan distribusi gas LPG yang berbuah kelangkaan dan langkah penghematan APBN yang menimbulkan keresahan di kalangan aparatur sipil negara (ASN).

“Ditambah situasi perdagangan global yang masih kalut akibat kebijakan tarif Donald trump yang maju mundur semakin memperkeruh awan ketidakpastian,” ucapnya.

Dia memandang bahwa sentimen global akan berdampak bagi Indonesia, terutama untuk sektor komoditas ekspor unggulan seperti crude palm oil (CPO), batu bara, nikel, dan timah, yang diperkirakan mengalami tekanan.

Pemulihan IHSG, kata Adityo, akan sangat bergantung pada berkurangnya tekanan berita negatif di pasar serta kembalinya arus dana asing secara solid ke Indonesia.

_________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper