Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

10 Saham Top Gainers saat IHSG Anjlok, Ada INET, WIFI, SSMS

IHSG ditutup turun 1,29% atau 92,58 poin menuju 7.073,48 pada perdagangan hari ini setelah The Fed tahan suku bunga acuan.
Pengunjung beraktivitas di main hall Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Jumat (10/1/2025)./JIBI/Bisnis/Abdurachman
Pengunjung beraktivitas di main hall Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Jumat (10/1/2025)./JIBI/Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) parkir di zona merah pada penutupan perdagangan hari ini, Kamis (30/1/2025) atau setelah bank sentral Amerika Serikat (AS), The Fed, menahan suku bunga acuannya di level 4,25%-4,5%. Meski demikian, sejumlah saham mampu mendulang cuan tinggi, seperti saham INET, WIFI, hingga SSMS.  

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG ditutup ambles 1,29% atau 92,58 poin menuju 7.073,48 hingga akhir perdagangan. Sepanjang hari ini, IHSG dibuka pada level 7.166,06 dan sempat bergerak ke posisi tertingginya 7.150,29.

Tercatat, sebanyak 225 saham menguat, 408 saham menurun, dan 322 saham stagnan. Sementara itu, kapitalisasi pasar alias market cap mencapai Rp12.288 triliun. 

Dari jajaran saham berkapitalisasi jumbo, hanya saham PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) yang masih membukukan kenaikan sebesar 1,04% menuju level Rp43.600. 

Sementara itu, saham berkapitalisasi besar yang menurun dipimpin PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) dengan koreksi sebesar 5,62% ke level Rp7.975. Selanjutnya, ada saham PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk. (PANI) yang melemah 5,11% menjadi Rp12.075.

Dari sisi sektoral, penurunan IHSG dibebani oleh indeks saham basic materials yang terkoreksi sebesar 2,55% menuju level 1.194,19, lalu indeks saham properti dan real estat mengalami koreksi sebesar 1,61% dan indeks saham infrastruktur turun 1,32%.

Di tengah gelombang koreksi saham-saham big caps, sederet saham small medium caps (SMC) tampil sebagai top gainers pada perdagangan hari ini. 

Merujuk data Bloomberg, saham PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk. (INET) paling moncer dengan kenaikan 35% ke level Rp108. Di belakang INET, saham PT Era Media Sejahtera Tbk. (DOOH) menguat 34,26% ke level Rp145 dan saham PT Lion Metal Works Tbk. (LION) melonjak 25% ke level Rp825 per saham. 

Berikut Daftar 10 Saham Paling Cuan pada Kamis (30/1/2025)

Kode Saham

Harga  Saham (Rp)

Kinerja 1 Hari

INET

108

35%

DOOH

145

34,26%

LION

825

25%

WIFI

1.225

25%

NOBU

730

24,79%

BCIC

172

21,13%

FUTR

141

20,51%

SSMS

1.685

20,36%

CYBR

492

16,59%

MITI

168

12%

Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan IHSG ditutup melemah 1,36% menuju level 7.068,56 pada perdagangan sesi pertama hari ini. 

Dia memaparkan bahwa secara teknikal, IHSG breakout MA20 yang diikuti dengan death cross pada MACD dan tervalidasi oleh pembentukan negative slope. Selain itu, indikator stochastic RSI menunjukan pergerakan yang menurun dari area overbought

“Oleh karena itu, kami memperkirakan IHSG akan bergerak dalam rentang 7.050 hingga 7.100 pada sesi kedua perdagangan hari ini,” ujarnya dalam riset harian.  

Valdy menyampaikan bahwa The Fed mempertahankan suku bunga acuan dalam kisaran 4,25–4,50% pada 30 Januari 2025. Berdasarkan paparan KetuaThe Fed, Jerome Powell, bank sentral AS dinilai membutuhkan jeda sedangkan guna mengamati tren inflasi lebih lanjut usai pemangkasan suku bunga sebelumnya pada akhir 2024.

Keputusan tersebut diambil karena ekonomi Negeri Paman Sam dinilai masih menunjukkan ketahanan yang kuat, sedangkan dampak pembatasan dari suku bunga terhadap aktivitas ekonomi tidak lagi sekuat pada periode sebelumnya.  

“Selain itu, kondisi pasar tenaga kerja yang stabil memberikan ruang bagi pembuat kebijakan The Fed untuk menunda perubahan lebih lanjut terhadap suku bunga acuan hingga ada bukti konkret mengenai penurunan inflasi berkelanjutan,” kata Valdy.

Data inflasi yang diukur dengan Personal Consumption Expenditures (PCE) Price Index tercatat mencapai 2,40% year on year (YoY) pada November 2024. Adapun, pasar memperkirakan angka inflasi naik menjadi 2,60% YoY pada Desember 2024.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper