Bisnis.com, JAKARTA — Emiten konstruksi perlat merah PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) menargetkan pembangunan Bali International Hospital (BIH) akan rampung dan mulai beroperasi pada kuartal II/2025.
Sekretaris Perusahaan PTPP Joko Raharjo mengatakan bahwa perkembangan pembangunan Bali International Hospital (BIH) sudah mencapai 98,77% hingga 23 Januari 2025.
"Proyek BIH mencakup bangunan seluas 67.465 meter persegi di atas lahan seluas 50.000 meter persegi, dengan konsep bangunan ruang terbuka lebih dari 60%, proyek ini memiliki luas tapak hanya 36,8%," katanya dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (24/1/2025).
Selain itu, dia menjelaskan bahwa BIH melakukan konservasi lebih dari 50% pohon eksisting dengan menyesuaikan tata letak serta desain bangunan.
Direktur Utama PT Pertamedika Bali Hospital Dewi menyatakan optimistis dengan pembangunan BIH yang akan berfokus pada lima layanan utama.
"Kami akan fokus di CONGO - Cardiology, Oncology, Neurology, Gastroenterohepatology dan Orthopedics," ujarnya.
Baca Juga
Adapun dari sisi operasional, BIH juga akan memiliki beberapa layanan yang bekerja sama dengan operator asing besar seperti laboratorium dengan Innoquest dari Singapura, Pusat Layanan Kanker (Onkologi dan Kemoterapi) bersama ICON Cancer Center dari Australia.
Menurutnya, fasilitas tersebut tidak hanya dilengkapi dengan teknologi medis canggih, tetapi juga didukung oleh dokter-dokter dan perawat terampil yang siap melayani pasien.
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan RI, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memberi apresiasi atas perkembangan proyek konstruksi dari Bali International Hospital (BIH) tersebut.
"Selamat atas progress pekerjaan konstruksi dari Proyek Bali International Hospital yang tadi saya lihat luar biasa bangunannya bagus sekali dan memiliki kualitas bangunan kelas dunia, ditambah lagi, fasilitas medis yang memiliki teknologi tinggi," ucapnya saat melakukan kunjungan, 23 Januari 2025.
Dia menjelaskan bahwa apabila rumah sakit itu sudah beroperasi, tidak hanya masyarakat Indonesia yang bisa berobat, namun bisa menarik pasien dari berbagai negara karena dilengkapi dengan fasilitas yang lengkap dan peralatan yang canggih.
Sementara itu, berbagai standar baik nasional maupun internasional sudah dikantongi BIH, di antaranya Sertifikasi Green Building dari Green Building Council Indonesia, tersertifikasi BAPETEN untuk bunker onkologi radiasi, mengacu pada standar Joint Commission International (JCI) untuk Rumah Sakit Internasional, mengacu pada standar American Society for Testing and Material (ASTM) dan American National Standards Institute (ANSI) untuk pengetesan material utama termasuk Fasad Bangunan.
Adapun bangunan BIH juga mengedepankan konsep Adiluhung (Penerapan Arsitektur Budaya Bali) serta mengusung konsep healing resort untuk mendukung terapi kesembuhan pasien.
BIH yang didukung dengan infrastruktur berstandar dunia memiliki beberapa layanan dengan spesifikasi bangunan khusus, di antaranya:
1. Bunker onkologi radiasi sejumlah 3 unit dengan ketebalan beton mencapai 2.5 Meter;
2. Ruang MRI dengan RF Cabin (Sangkar Faraday) menghindari dampak medan magnet ke luar bangunan;
3. Layanan pencitraan radiologi dengan rata-rata ketebalan plat timbal pada dinding, lantai dan atap 4mm;
4. Layanan kedokteran nuklir dengan jalur mobilisasi dan produksi radiofarmaka langsung menuju pasien sehingga seluruh area dilapisi dinding timbal;
5. Memiliki ruangan radiologi satelit pada layanan rawat inap, sehingga juga terdapat bunker pada layanan rawat inap, mengurangi waktu tempuh pasien rawat inap untuk dapat dilakukan pencitraan radiologi;
6. Penggunaan sistem pneumatic tube untuk transportasi farmasi dan laboratorium menuju ke seluruh layanan di BIH;
7. Penerapan sistem IT pada penanganan pasien menggunakan TrakCare; serta
8. Penggunaan Nurse Call terintegrasi semua layanan.