Bisnis.com, JAKARTA — Pemotongan suku bunga Bank Indonesia (BI) dan ekpektasi pemangkasan lanjutan dari The Fed menjadi angin segar bagi emiten untuk melunasi obligasi yang akan jatuh tempo.
Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management (HPAM) Reza Fahmi berpendapat sentimen penurunan suku bunga akhir-akhir ini bisa menjadi momentum perusahaan untuk melunasi obligasi jatuh tempo mereka.
“Dengan kondisi suku bunga yang lebih rendah, refinancing melalui penerbitan obligasi baru bisa menjadi solusi yang lebih murah,” kata Reza saat dihubungi, Selasa (21/1/2025).
Reza menerangkan penurunan suku bunga BI (BI rate) belakangan membuat cost of funds lebih menarik bagi perusahaan. Dia memperkirakan yield obligasi bakal turun yang membuat biaya penerbitan obligasi menjadi lebih rendah.
“Namun, kemampuan perusahaan untuk melunasi obligasi juga sangat bergantung pada kinerja keuangan dan arus kas mereka,” kata dia.
Seperti diketahui, terdapat sekitar Rp152,6 triliun seri obligasi korporasi yang akan jatuh tempo pada tahun ini.
Baca Juga
Sementara itu, fasilitas penawaran umum berkelanjutan (PUB) yang tersisa untuk tahun 2025 sampai dengan 2027 mencapai sekitar Rp227,5 triliun.
Ihwal sisa fasilitas PUB itu, sekitar Rp170,4 triliun akan jatuh tempo di 2025 dan Rp170,4 triliun akan jatuh tempo di 2026.
Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto menilai pasar obligasi korporasi tahun ini bakal lebih likuid dengan sentimen penurunan suku bunga bank sentral.
Ramdhan memproyeksikan yield obligasi negara ritel atau ORI dan korporasi bakal mulai mengalami penurunan paruh pertama tahun ini. Menurut hitung-hitungannya, yield ORI bakal bergerak ke level 6,7% yang diikuti dengan penyesuaian yield obligasi korporasi.
“Kalau yield korporasi tergantung dari durasinya, rating-nya dan industrinya seperti apa,” kata Ramdhan saat dihubungi, Selasa (21/1/2025).
Seperti diberitakan sebelumnya, Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat obligasi korporasi senilai total Rp30,68 triliun akan jatuh tempo yang terdiri atas 41 seri obligasi korporasi sampai kuartal I/2025.
Dari sisi penerbit, PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) Tbk. (SMF) menjadi issuer dengan nilai obligasi korporasi jatuh tempo paling besar sepanjang Januari-Maret 2025, yakni Rp3,83 triliun. Jumlah itu terdiri atas dua seri obligasi.
Selain SMF, nilai obligasi jatuh tempo jumbo pada kuartal I/2025 juga dimiliki PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) dengan total Rp3,2 triliun.