Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bukalapak Setop Penjualan Produk Fisik e-Commerce, Saham BUKA Dibuka Ambrol Pagi Ini

Saham Bukalapak (BUKA) dibuka ambrol pagi ini setelah mengumumkan akan menghentikan kegiatan penjualan produk fisik di marketplace-nya.
Warga mengakses aplikasi Bukalapak di Cibinong, Kab. Bogor, Jawa Barat, Rabu (29/3). /JIBI/Bisnis/Suselo Jati
Warga mengakses aplikasi Bukalapak di Cibinong, Kab. Bogor, Jawa Barat, Rabu (29/3). /JIBI/Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) akan menghentikan kegiatan penjualan produk fisik di e-commerce mereka. Pengumuman itu membuat saham BUKA dibuka ambrol pagi ini.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) pukul 09.00 WIB, saham BUKA diperdagangkan pada level Rp117 per saham, atau turun 4,10% dibandingkan penutupan perdagangan sehari sebelumnya. 

Sebanyak 43,84 juta saham BUKA diperdagangkan, dengan nilai transaksi sebesar Rp5,19 miliar. Harga rata-rata transaksi saham BUKA adalah pada Rp118,43 per saham. 

Saham BUKA diperdagangkan dengan harga terendah sebesar Rp116 per saham dan tertinggi Rp119 per saham pada pukul 09.00 WIB. Adapun, kapitalisasi pasar BUKA saat ini sebesar Rp12,07 triliun. 

Sejak IPO, harga saham BUKA tercatat telah terjun hingga 85,65% hingga penutupan perdagangan kemarin, Selasa (7/1/2025), pada harga Rp122 per saham. Saat IPO, BUKA menawarkan sahamnya pada harga perdana Rp850 per saham.

Sebagai informasi, BUKA menyampaikan perseroan akan melakukan transformasi dari berjualan produk fisik menjadi produk virtual saja. 

Perubahan bisnis ini akan berdampak pada usaha Pelapak. Bukalapak berkomitmen agar proses transisi berjalan dengan halus dan tak mengganggu mereka.  

Dalam masa transisi ini, BUKA telah menyiapkan skema pengembalian saldo dan dana, pengunduhan data transaksi dan riwayat penjualan untuk pelapak dan pembeli. 

BUKA sebelumnya menyampaikan telah mengevaluasi kembali prospek beberapa segmen bisnis dan memutuskan restrukturisasi diperlukan untuk mencapai tujuan strategis BUKA. 

Berdasarkan pertimbangan itu, BUKA memutuskan untuk berfokus pada bisnis inti seperti Mitra Bukalapak, Gaming, Investment, dan sejumlah layanan di retail. 

Restrukturisasi ini akan mengakibatkan pemutusan hubungan kerja di berbagai bisnis yang akan dilaksanakan dalam dua kuartal mendatang atau kuartal IV/2024 dan kuartal I/2025.

“BUKA telah melakukan berbagai upaya terbaik namun kerugian dan tantangan industri yang dialami oleh masing-masing segmen usaha dan/atau anak perusahaan selama tiga tahun terakhir telah mendorong manajemen BUKA untuk mempertajam kembali fokus kami kepada bisnis inti tertentu,” ujar Willix Halim, CEO Bukalapak

Manajemen memastikan kegiatan operasional BUKA akan berjalan seperti biasa dan tidak ada perubahan kegiatan di segmen bisnis inti. 

Ke depannya, lanjut manajemen, BUKA akan fokus menjalankan dan mengembangkan segmen bisnis intinya dengan organisasi yang lebih ramping dan efisien untuk memberikan nilai optimal kepada para pemangku kepentingan dan pemegang saham BUKA.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper