Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bukalapak (BUKA) Tutup Penjualan Produk Fisik, Analis: E-commerce Sulit Untung

Penutupan penjualan produk fisik di marketplace Bukalapak (BUKA) menegaskan bisnis e-commerce yang masih sulit mendapat untung di Indonesia.
Warga mengakses aplikasi Bukalapak di Cibinong, Kab. Bogor, Jawa Barat, Rabu (29/3)
Warga mengakses aplikasi Bukalapak di Cibinong, Kab. Bogor, Jawa Barat, Rabu (29/3)

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) atau Bukalapak akan menutup operasional penjualan produk fisik di marketplace Bukalapak. Analis melihat penutupan ini menegaskan bisnis e-commerce yang masih sulit menguntungkan di Indonesia.

Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Martha Christina mengatakan dampak dari penutupan bisnis tersebut belum dapat diukur pengaruhnya karena BUKA tidak merinci berapa pendapatan yang diperoleh dari penjualan fisik dan virtual. 

"Tapi ini kembali mengingatkan kemarin pada 2023 JD.ID keluar dari Indonesia, Tokopedia menjual sebagian saham ke TikTok. Ini menegaskan bisnis e-commerce itu sangat sulit untuk untung," kata Martha dalam Stockversation Mirae Asset Sekuritas, Rabu (8/1/2025). 

Dengan pengurangan bisnis ini, Martha melihat pendapatan BUKA pasti akan terpengaruh. Hanya saja, kata dia, hal ini berarti unit bisnis BUKA tidak menguntungkan dengan BUKA menghentikan operasional penjualan barang fisiknya. 

"Harapannya ini akan membentuk kembali bisnis Bukalapak menjadi lebih fokus ke bisnis yang lebih menguntungkan," ucap Martha. 

Berdasarkan Laporan Keuangan BUKA yang berakhir September 2024, perseroan mencatatkan pendapatan dari segmen marketplace sebesar Rp1,73 triliun, kurang lebih sama dibandingkan periode yang sama tahun 2023 yang sebesar Rp1,73 triliun. 

BUKA tidak merinci berapa pendapatan yang diperoleh dari penjualan produk fisik di marketplace dan penjualan produk virtual di marketplace BUKA. 

Pada earning calls semester I/2024, Presiden BUKA saat itu Teddy Oetomo menjelaskan Bukalapak.com sebagai platform tersendiri kontribusinya sebagai bisnis tidak terlalu signifikan terhadap kinerja keuangan BUKA. 

Dia menuturkan kontribusi platform Bukalapak.com berada pada low single digit dibandingkan dengan tingkat pendapatan BUKA. 

"Jadi kami mengoperasikan beberapa bisnis e-commerce di marketplace, dan mayoritas dari pendapatan tersebut tidak berasal dari Bukalapak.com," ujar Teddy kala itu. 

Sementara itu, kontribusi segmen online to offline BUKA pada akhir September 2024 adalah sebesar Rp1,66 triliun. Di sisi lain, lini bisnis pengadaan tidak mencatatkan pendapatan hingga akhir September 2024.

Adapun pada periode Januari-September 2024, BUKA mencetak pendapatan sebesar Rp3,39 triliun, naik 1,82% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp3,33 triliun. 

Akan tetapi, BUKA tercatat masih mencetak rugi usaha sebesar Rp1,32 triliun, meningkat 2,12% secara tahunan dari Rp1,29 triliun di periode yang sama 2023. 

Rugi bersih BUKA tercatat berkurang 29,91% dibandingkan pada periode 9 bulan 2024 menjadi Rp550 miliar, dari sebelumnya sebesar Rp784,5 miliar.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper