Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia (BEI) memandang optimistis perusahaan yang melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) akan membawa prospek yang menarik bagi investor pada 2025.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan dari 41 perusahaan tercatat saham di BEI, sektor yang mendominasi meliputi sektor konsumer cyclicals, yang merupakan sektor dengan pencatatan saham tertinggi yaitu 13 perusahaan, dengan dana yang dihimpun mencapai Rp5,7 triliun.
"Kemudian diikuti oleh sektor basic materials sebanyak delapan perusahaan dengan dana yang dihimpun mencapai Rp1,5 triliun, dan sektor energy sebanyak 6 perusahaan dengan dana yang dihimpun mencapai Rp5,6 triliun," kata Nyoman, Selasa (31/12/2024).
Dia melanjutkan prospek dari sektor-sektor tersebut pada tahun 2025 diharapkan tetap menarik, terutama karena produk-produk dari sektor tersebut merupakan kebutuhan sehari-hari.
Menurutnya, optimisme ini ditopang oleh stabilitas ekonomi domestik dengan target pertumbuhan ekonomi dan proyeksi inflasi yang terkendali.
"Selain dari sektor-sektor tersebut, kami juga berharap seluruh sektor dapat bergerak positif sehingga semakin banyak pilihan investasi untuk investor dari berbagai sektor," ujar Nyoman.
Baca Juga
Dia melanjutkan dukungan program pemerintah baru juga diharapkan berkontribusi menciptakan lingkungan yang semakin kondusif bagi aktivitas bisnis dan perekonomian.
Noman juga menuturkan hingga akhir penutupan perdagangan BEI tahun 2024, terdapat 21 perusahaan dalam pipeline IPO dengan tiga perusahaan di antaranya merupakan lighthouse IPO yang mayoritas berasal dari sektor-sektor prospektif tersebut.
Menurut Nyoman, hal ini menandakan optimisme pemulihan minat IPO di tahun mendatang.
Adapun Nyoman juga menjelaskan klasifikasi aset perusahaan yang saat ini berada dalam pipeline yaitu satu perusahaan aset skala kecil atau aset di bawah Rp50 miliar, dua perusahaan aset skala menengah atau aset antara Rp50 miliar sampai Rp250 miliar, dan 18 perusahaan aset skala besar atau aset di atas Rp250 miliar.