Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Update Erick Thohir Soal IPO BUMN Tahun Ini

Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan tengah mengkaji rencana IPO perusahaan BUMN untuk tahun 2025.
Erick Thohir bicara merger Garuda ke Injourney saat ke Bandara Soetta/Bisnis.Rizqi Rajendra
Erick Thohir bicara merger Garuda ke Injourney saat ke Bandara Soetta/Bisnis.Rizqi Rajendra

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan kabar terbaru mengenai kegiatan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) BUMN untuk 2025. 

Erick menuturkan saat ini pihaknya tengah mengkaji rencana perusahaan-perusahaan BUMN untuk masuk melantai pada pasar modal. 

"Saya belum lihat yang 45 [BUMN], nanti saya lihat lagi ya. Cuma memang ada beberapa kerja sama untuk BUMN," ucap Erick di Jakarta, Rabu (1/1/2025). 

Dia menuturkan kerja sama tersebut seperti kerja sama antara rumah sakit milik BUMN dengan INA dan juga bekerja sama dengan Swire dari Hong Kong. 

Erick juga menuturkan pihaknya menjajaki kerja sama dengan pihak swasta terkait hotel-hotel milik BUMN. Dia menyebut BUMN tengah melakukan konsolidasi terhadap hampir 133 hotel BUMN, dengan 37 hotel menurutnya telah siap untuk bekerja sama dengan swasta.

Salah satu pihak yang menurut Erick telah diajak bekerja sama terkait dengan hotel-hotel BUMN adalah Eagle Hills Uni Emirat Arab.

"Kami jajaki untuk kerja sama hotel, seperti pesan Pak Prabowo, hotel ya udah BUMN enggak usah, enggak apa-apa. Kami coba kerjasamakan," ujarnya.

Adapun selama periode pertamanya sebagai Menteri BUMN, Erick Thohir tercatat membawa tiga BUMN dan anak usahanya melantai di Bursa. Tiga perusahaan tersebut adalah PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO), PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL), dan PT Adhi Commuter Properti Tbk. (ADCP).

Direktur Utama BEI Iman Rachman berharap semakin banyak perusahaan BUMN yang melakukan IPO pada pemerintahan Prabowo Subianto. 

"Jadi suplai perusahaan, terutama yang ukurannya cukup besar, semakin banyak yang masuk ya," ucap Iman beberapa waktu yang lalu.

Sementara itu, Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan terdapat 21 perusahaan dalam pipeline IPO BEI, dengan tiga perusahaan di antaranya merupakan lighthouse IPO yang mayoritas berasal dari sektor-sektor prospektif tersebut. 

Menurut Nyoman, hal ini menandakan optimisme pemulihan minat IPO di tahun mendatang.

Nyoman juga menjelaskan klasifikasi aset perusahaan yang saat ini berada dalam pipeline yaitu satu perusahaan aset skala kecil atau aset di bawah Rp50 miliar, dua perusahaan aset skala menengah atau aset antara Rp50 miliar sampai Rp250 miliar, dan 18 perusahaan aset skala besar atau aset di atas Rp250 miliar.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper