Bisnis.com, JAKARTA — Surat berharga negara (SBN) ritel makin menjadi pilihan investasi masyarakat. Pada 2025, pemerintah berencana menerbitkan delapan seri SBN ritel sebagai instrumen pembiayaan APBN 2025 sekaligus opsi investasi fixed income bagi masyarakat.
Merujuk unggahan akun Instagram resmi Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan @djpprkemenkeu, Obligasi Ritel Indonesia (ORI) seri ORI027 akan ditawarkan pertama kali pada tahun ini. Berdasarkan jadwal tentatif, penawaran ORI027 akan dilaksanakan pada 27 Januari—20 Februari 2025.
Setelah ORI027 meluncur, pemerintah akan menawarkan Sukuk Negara Tabungan seri ST014 pada 7 Maret—16 April 2025. Instrumen surat utang syariah itu akan dilanjutkan dengan penawaran produk Sukuk Ritel (Sukri) seri SR022 pada 16 Mei—18 Juni 2025.
Berikutnya, Saving Bond Ritel (SBR) Seri SBR014 akan ditawarkan pada 14 Juli—7 Agustus 2025, disusul oleh Sukuk Wakaf Ritel seri SWR006 pada 15 Agustus—15 Oktober 2025 dan Sukuk Ritel seri SR023 pada 22 Agustus—12 September 2025.
Menjelang kuartal IV/2025, pemerintah masih akan menawarkan dua instrumen SBN ritel. Dua produk itu ialah ORI seri ORI028 pada 29 September—23 Oktober 2025 dan Sukuk Negara Tabungan seri ST015 pada 10 November—3 Desember 2024.
Pada 2024, penjualan SBN Ritel tercatat laris manis. ORI025 meraih hasil penjualan sebesar Rp23,9 triliun. Bengan perincian penjualan ORI025T3 sebesar Rp19,38 triliun dan penjualan ORI025T6 sebesar Rp4,53 triliun.
Sementara itu, hasil penerbitan SR020 sebesar Rp21,35 triliun, ST012 sebesar Rp19,65 triliun, SBR013 sebesar Rp19,45 triliun, SWR005 sebesar Rp147,3 miliar, SR021 sebesar Rp24,2 triliun, ORI026 sebesar Rp19,35 triliun, dan ST013 sebesar Rp20,4 triliun dengan perincian ST013T2 terjual sebesar Rp15,56 triliun dan ST013T4 sebesar Rp4,84 triliun.
Sebelumnya, Menteri Keuangan RI Sri Mulyani menyampaikan pemerintah telah berinovasi untuk menawarkan instrumen SBN dengan pecahan yang lebih kecil. Hal itu dilakukan untuk menarik basis investor SBN lebih luas hingga ke pelajar dan mahasiswa.
Ke depan, dia mendorong agar otoritas pasar modal bersama-sama mengembangkan inovasi instrumen investasi yang terjangkau untuk masyarakat.