Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Adaro (AADI) Targetkan Produksi Batu Bara 2025 Tembus 65,5 Juta Ton

Adaro Andalan Indonesia (AADI) menargetkan volume produksi batu bara mencapai 65,5 juta ton pada 2025.
Jajaran Direksi dan Komisaris PT Adaro Andalan Indonesia Tbk. (AADI) dalam pencatatan perdana saham perseroan di BEI, Kamis (5/12/2024)./Annisa K. Saumi
Jajaran Direksi dan Komisaris PT Adaro Andalan Indonesia Tbk. (AADI) dalam pencatatan perdana saham perseroan di BEI, Kamis (5/12/2024)./Annisa K. Saumi

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten batu bara PT Adaro Andalan Indonesia Tbk. (AADI) menargetkan produksi batu bara mencapai 65,5 juta ton untuk tahun ini.

Chief Corporate Communication & Corporate Secretary Adaro Andalan Ray A. Singgih mengatakan total produksi dari anak-anak perusahaan AADI berada di kisaran 65,5 juta ton.

"Proyeksi total produksi batu bara ini hampir sama dengan yang ditetapkan untuk tahun 2024," kata Ray, Jumat (3/1/2025).

Sebagaimana diketahui, sebelum melakukan spin-off bisnis batu bara, PT Alamtri Resources Indonesia Tbk. (ADRO) atau yang saat itu Adaro Energy, menargetkan volume penjualan batu bara 65 juta ton hingga 67 juta ton, yang meliputi 61 juta ton hingga 62 juta ton batu bara termal.

Sementara itu, sisanya sebanyak 4,9 juta ton hingga 5,4 juta ton batu bara metalurgi dari PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR).

Adapun sampai akhir September 2024, ADRO tercatat mencetak produksi batu bara sebesar 55,7 juta ton. 

Head of Corporate Communication Alamtri Resources Febriati Nadira menuturkan produksi ini mencerminkan peningkatan 10% dari periode yang sama tahun lalu.

"Sementara itu, volume penjualan periode ini mencapai 53,66 juta ton [per kuartal III/2024], atau naik 9% dari periode sembilan bulan 2023," kata Febriati, Kamis (7/11/2024).

Di sisi lain, Direktur Utama Adaro Andalan Indonesia Julius Aslan sebelumnya mengatakan harga batu bara saat ini masih cukup tinggi. Ke depan, kata dia, harga batu bara masih cukup atraktif, terutama karena pasar Asia yang masih baik.

"Prospek batu bara pada 2025 masih bagus, masih atraktif, tetapi kembali lagi, semua itu tergantung pertumbuhan ekonomi di Asia karena pasar kita mayoritas di Asia, termasuk Asia Tenggara," kata Julius usai pencatatan saham AADI di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (5/12/2024).

Dia melanjutkan, AADI menyadari karakteristik bisnis batu bara yang mengikuti siklus atau cyclical, dan akan sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global.

Adapun menurut Julius, saat ini permintaan untuk batu bara masih berasal dari China, Jepang, dan India, termasuk juga di Asia Tenggara seperti Malaysia Filipina, dan Thailand.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper