Bisnis.com, JAKARTA – PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat sektor energi, khususnya tambang batu bara, menjadi sektor yang paling royal menyetorkan dividen kepada pemegang saham sepanjang 2024.
Direktur Utama KSEI Samsul Hidayat mengatakan bahwa sektor energi tercatat memberikan dividen sebesar Rp75,60 triliun hingga 24 Desember 2024. Perolehan tersebut mengalami kenaikan dari realisasi 2023 senilai Rp56,20 triliun.
Posisi berikutnya adalah sektor keuangan, khususnya perbankan dengan dividen Rp60,53 triliun, turun dibandingkan dengan tahun lalu yakni Rp50,57 triliun.
“Data ini merupakan catatan kami mengenai sektor-sektor yang memberikan dividen signifikan sepanjang tahun 2024,” ujarnya dalam konferensi pers yang digelar di Gedung Bursa Efek Jakarta (BEI), Senin (30/12/2024).
Salah satu emiten batu bara dengan tebaran dividen jumbo adalah PT Alamtri Resources Indonesia Tbk. (ADRO). Perseroan membagikan dividen tunai sebesar Rp41,77 triliun atau Rp1.358,18 per saham pada 6 Desember 2024.
Emiten milik Garibaldi ‘Boy’ Thohir ini kemudian menetapkan pembagian dividen interim senilai US$200 juta atau setara Rp3,23 triliun. Dividen tersebut bakal dibayarkan kepada pemegang saham pada 15 Januari 2025.
Di sektor perbankan, ada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) yang membagikan dividen tunai sebesar Rp48,10 triliun atau Rp319 per saham pada 2024. Jumlah ini setara dividend payout ratio sekitar 80,04% dari laba.
Emiten bank pelat merah ini turut menebar dividen interim hingga Rp20,5 triliun atau setara dengan Rp135 per saham. Pembagian dividen interim BBRI akan memasuki periode pembayaran pada 15 Januari mendatang.
Sementara itu, KSEI mencatat sektor industri tercatat membagikan dividen Rp9,41 triliun atau turun dari tahun lalu yang mencapai Rp11,79 triliun. Adapun sektor infrastruktur membagikan dividen senilai Rp7,36 triliun.
Berikut daftar 5 sektor saham dengan distribusi dividen terbesar pada 2024:
1. Sektor Energi – batu bara: Rp76,50 triliun
2. Finansial – perbankan: Rp60,53 triliun
3. Industri – multisektor holding: Rp9,41 triliun
4. Infrastruktur – layanan telekomunikasi: Rp7,36 triliun
5. Infrastruktur – telekomunikasi nirkabel: Rp4,27 triliun