Bisnis.com, JAKARTA — Emiten terafiliasi Garibaldi ‘Boy’ Thohir, PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) menargetkan tambahan produksi emas dari Proyek Emas Pani di Gorontalo mencapai sekitar 300.000 ounces per tahun.
Chief External Affairs MDKA Boyke Poerbaya Abidin mengatakan rencana produksi dari Proyek Emas Pani itu bakal dilakukan lewat tiga tahap pengembangan.
Boyke menerangkan produksi perdana dari Proyek Pani bakal dimulai pada 2026 awal, dengan rencana kapasitas produksi sekitar 150.000 ounces per tahun. Selanjutnya, kapasitas produksi akan ditingkatkan ke level 300.000 ounces per tahun.
“Tambang kita yang di Pani ini setelah produksi dan disampaikan dengan resources 6,9 juta ounces, produksi per tahunnya itu di 300.000 ounces per tahun,” kata Boyke saat media gathering di Jakarta, Senin (16/12/2024).
Adapun, Boyke menambahkan, proyek tambang di Gorontalo itu memiliki kapasitas produksi puncak mencapai 500.000 ounces nantinya.
Menurutnya, kapasitas produksi itu membuat proyek Pani telah setara dengan proyek tambang emas skala menengah sampai besar.
“Jadi kurang lebih itu menyamai dengan produksi perusahaan tambang skala menengah besar, bukan lagi kecil tapi menengah besar,” tuturnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, MDKA menargetkan proyek tambang emas baru itu bisa commisioning pada akhir 2025.
MDKA telah meningkatkan plafon fasilitas pinjaman kepada anak usahanya PT Pani Bersama Jaya (PBJ) dari US$125 juta menjadi US$260 juta untuk pengembangan proyek tambang emas primer tersebut.
Berdasarkan perjanjian, MDKA sepakat untuk menambah dana pembiayaan sejumlah US$135 juta sehingga total dana pembiayaan yang awalnya US$125 juta meningkat sampai dengan US$260 juta atau sekitar Rp4 triliun (dengan asumsi kurs Rp15.400 per dolar AS).
Dengan total kandungan sumber daya mineral sebesar 303,1 juta ton ore yang mengandung 6,9 juta ounces emas, proyek emas Pani dianggap menjadi tambang emas berbiaya rendah dan berumur panjang.
MDKA telah telah menginvestasikan sekitar US$114 juta untuk pelaksanaan definisi sumber daya, uji metalurgi, dan infrastruktur sejak 2022.
Di sisi lain, perbankan investasi asal AS, JP Morgan kembali menyematkan prospek bullish untuk emas pada tahun depan, sedangkan sejumlah komoditas logam lain seperti tembaga dan aluminium menghadapi sejumlah tantangan.
Meskipun pengaruh risiko geopolitik pada emas cenderung mudah datang dan mudah pergi, komoditas logam itu masih terlihat berada pada posisi yang baik untuk menjadi lindung nilai dari ketidakpastian kondisi makroekonomi jelang awal Pemerintahan Donald Trump pada 2025.
"Skenario ini juga mencondongkan emas yang bullish dengan cara yang jauh lebih tradisional mengingat karakteristik emas yang cenderung bullish versus penurunan imbal hasil riil selama siklus pemotongan The Fed," jelas analis JP Morgan dalam Global Commodities 2025 Outlook, dikutip Jumat (6/12/2024).
JP Morgan pun memproyeksikan harga emas naik menuju US$3.000 per ounces pada 2025, dengan rata-rata US$2.950 per ounces pada kuartal IV/2025.