Bisnis.com, JAKARTA — Mata uang rupiah ditutup melemah ke level Rp15.865,5 per dolar Amerika Serikat pada perdagangan awal pekan ini, Senin (9/12/2024). Pada saat yang sama, won Korea terpantau melemah 0,72%.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah mengakhiri perdagangan hari ini dengan melemah 0,13% atau 20,5 poin ke posisi Rp15.865,5 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar AS terpantau naik 0,02% ke posisi 106,07.
Sementara itu, sebagian besar mata uang di kawasan Asia dan Pasifik turut mencatatkan pelemahan sampai penutupan perdagangan hari ini. Misalkan, yen Jepang dan dolar Taiwan masing-masing mencatatkan pelemahan 0,23% dan 0,15%.
Selanjutnya, won Korea Selatan mencatatkan pelemahan 0,72%, peso Filipina melemah 0,49% dan yuan Tiongkok ikut susut 0,05%.
Di sisi lain, dolar Hong Kong dan dolar Singapura cenderung menguat terhadap dolar AS, masing-masing 0,2% dan 0,21%. Selain itu, baht Thailand turut mencatatkan penguatan sebesar 0,12% terhadap dolar AS.
Sebelumnya, pasar berekspektasi nilai tukar rupiah bakal menguat pada perdagangan awal pekan ini. Alasannya, hitung-hitungan itu sejalan dengan arus modal asing yang mulai masuk ke pasar saham dan probabilitas pemangkasan suku bunga acuan The Fed.
Baca Juga
Head of Research & Chief Economist Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rully Arya Wisnubroto menyampaikan konsensus global berharap The Fed akan melakukan pemangkasan suku bunga acuan pada Desember 2024 dan dilanjutkan pada Juni 2025 dan Desember 2025.
“Ekspektasi pemangkasan Fed Rate pada 2025 akan mempengaruhi kebijakan moneter Bank Indonesia. BI kemungkinan akan mempertahankan kebijakan pro-stabilitas sambil tetap berhati-hati dalam mengeksplorasi ruang pemangkasan suku bunga acuan,” tuturnya dalam Economic and Market Updates, dikutip Minggu (8/12/2024).
Pada 2024, rupiah terhadap dolar Amerika Serikat diperkirakan berada pada level rata-rata Rp15.760 dan menyentuh posisi Rp15.415 per dolar AS pada akhir tahun ini.
Sementara itu, Mirae Asset Sekuritas memperkirakan rata-rata nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada 2025 ada di posisi Rp15.700 dan berpotensi parkir di level Rp15.550 per saham pada akhir 2025.
Terpisah, Pengamat dan Praktisi Pasar Modal Hans Kwee menyampaikan pelemahan rupiah cenderung bersifat jangka pendek setelah pasar keuangan global merespons kemenangan Donald Trump dalam Pilpres AS dan konflik Rusia-Ukraina yang memanas setelah rudal jarak jauh ditembakkan.
“Beberapa hari terakhir kita lihat dana asing mulai inflow ke pasar kita. Ini tentu bagus bagi Indonesia karena dampak perang dagang bersifat relatif tidak terlalu kuat terhadap Indonesia,” paparnya.