Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas terpantau melemah dan mengakhiri tren kenaikan empat hari berturut-turut seiring dengan reli tajam dolar AS dan investor yang tengah bersiap untuk data ekonomi penting serta arah suku bunga Federal Reserve.
Mengutip Reuters pada Selasa (3/12/2024), harga emas di pasar spot turun 0,6% menjadi US$2.636,54 per ons setelah sempat turun 1% pada sesi sebelumnya. Sementara itu, harga emas berjangka AS terpantau melemah 0,8% pada level $2.658,50.
Wakil presiden dan ahli strategi logam senior Zaner Metals, Peter Grant menuturkan, dolar AS yang lebih kuat sebagian didorong oleh komentar Presiden terpilih AS Donald Trump bahwa negara-negara BRICS harus menahan diri dari mencoba mengganti dolar sehingga menekan harga emas.
Trump mendesak blok sembilan negara itu untuk tidak mendukung atau menciptakan alternatif bagi dolar, mengancam tarif 100% sebagai bentuk pembangkangan.
Hal ini memicu kekhawatiran bahwa suku bunga AS akan tetap tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama. Kekhawatiran tersebut telah memicu penurunan 3% pada emas yang tidak memberikan imbal hasil selama November, penurunan bulanan tertajam sejak September 2023.
Grant mencatat bahwa emas telah memangkas kerugian, dengan emas batangan didukung oleh ketidakpastian geopolitik yang terus-menerus. Dia mengatakan penurunannya terbatas dan memperkirakan pasar emas yang berombak dan konsolidasi hingga akhir tahun.
Indeks dolar AS terpantau naik 0,7%, bersiap untuk kinerja harian terkuatnya dalam hampir empat minggu, menekan emas dengan membuat logam yang dihargakan dalam dolar AS lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain.
Peristiwa ekonomi utama AS minggu ini termasuk rilis data lowongan kerja, laporan ketenagakerjaan ADP, dan upah nonpertanian. Pidato dari pejabat Fed, termasuk Ketua Jerome Powell, juga akan menarik perhatian.
"Kami mencatat risiko penurunan yang kuat terhadap emas pada tahun 2025, dan mengantisipasi volatilitas yang signifikan karena kemungkinan besar Federal Reserve AS akan mengambil pendekatan yang lebih hati-hati terhadap pemotongan suku bunga, yang merugikan emas," kata Tim analis BMI dalam sebuah catatan.
Setelah penurunan 25 basis poin bulan lalu menjadi 4,50%-4,75%, pasar sekarang mematok peluang penurunan lagi pada bulan Desember sebesar 64%, sejalan dengan ekspektasi pialang besar.