Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Berbalik Menguat ke Level Rp15.871 per dolar AS

Berdasarkan data Bloomberg, mata uang rupiah ditutup menguat 0,40% ke level Rp15.871,5 per dolar AS.
Karyawati menunjukkan mata uang Dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang asing di Jakarta, Rabu (30/8/2023). Bisnis/Suselo Jati
Karyawati menunjukkan mata uang Dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang asing di Jakarta, Rabu (30/8/2023). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah ditutup menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ke level Rp15.871,5 sore ini, Kamis (28/11/2024). Penguatan terhadap dolar AS ini juga diikuti oleh sebagian kecil mata uang Asia lainnya. 

Berdasarkan data Bloomberg, mata uang rupiah ditutup menguat 0,40% ke level Rp15.871,5 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS tercatat menguat 0,21% ke level 106,3 sore ini. 

Mata uang Asia lainnya yang ikut menguat di antaranya dolar Taiwan sebesar 0,04%, peso Filipina menguat 0,07% dan baht Thailand naik 0,13%. 

Sementara itu, mayoritas mata uang asia lainnya mencatatkan pelemahan nilai terhadap dolar AS. Misalkan, yen Jepang dan dolar Singapura masing-masing melemah 0,50% dan 0,28% per dolar AS

Selanjutnya, won Korea Selatan turut mencatatkan pelemahan 0,42%. Selain itu, mata uang yuan China, ringgit Malaysia dan rupee India masing-masing susut 0,10%, 0,10% dan 0,05%. 

Seperti diberitakan sebelumnya, investor asing makin berhati-hati terhadap pasar modal Indonesia, dengan aliran modal asing keluar berturut-turut selama 15 sesi di tengah penguatan dolar AS. 

Berdasarkan data yang dihimpun Bloomberg, aliran dana asing keluar itu sudah mencapai US$891 juta sampai November 2024.  

Tren itu mendorong indeks saham acuan Indonesia terkoreksi cukup dalam, turun sekitar 9% dari rekor tertinggi pada 19 September 2024 lalu. 

Seperti diketahui, dolar AS yang kembali menguat dan kenaikan imbal hasil obligasi AS telah mengganggu aset-aset di pasar negara berkembang beberapa pekan terakhir. 

Sentimen itu didorong kekhawatiran pasar atas kebijakan presiden terpilih AS Donal Trump yang diproyeksikan meningkatkan inflasi AS dan memaksa Federal Reserve menahan pemotongan suku bungannya. Rupiah melemah 1% bulan ini akibat aliran modal keluar asing.

“Apa yang awalnya menjadi pendorong besar bagi kawasan ASEAN, seperi dolar AS yang lebih rendah karena suku bunga dan inflasi yang rendah menjelang pemilu AS, kini berbalik menjadi hambatan,” kata Kepala Riset Valverde Investment Partners Pte. Niklas Olausson seperti dikutup dari Bloomberg, Kamis (28/11/2024). 

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper