Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Dibuka Melemah Dekati Rp16.000 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dibuka melemah ke level Rp15.926,5 pada perdagangan hari ini, Selasa (26/11/2024).
Pegawai merapikan uang Rupiah di kantor cabang BNI, Jakarta, Rabu (28/9/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai merapikan uang Rupiah di kantor cabang BNI, Jakarta, Rabu (28/9/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dibuka melemah ke level Rp15.926,5 pada perdagangan hari ini, Selasa (26/11/2024). Rupiah dibuka melemah bersama mayoritas mata uang lainnya di Asia.

Mengutip data Bloomberg pukul 09.00 WIB, rupiah dibuka melemah 0,29% ke Rp15.926,5 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS menguat 0,44% ke 107,29.

Beberapa mata uang kawasan Asia Pasifik dibuka bervariasi. Di antaranya adalah yen Jepang naik 0,04%, won Korea Selatan melemah 0,21%, dolar Hong Kong stagnan, dolar Singapura turun 0,30%, dan dolar Taiwan melemah 0,03%.

Kemudian peso Filipina stagnan, rupee India menguat 0,20%, yuan China melemah 0,12%, ringgit Malaysia turun 0,28%, dan baht Thailand melemah 0,40% terhadap dolar AS.

Melansir Reuters, dolar menguat terhadap mata uang utama lainnya pada hari Selasa setelah Presiden terpilih AS, Donald Trump, berjanji untuk memberlakukan tarif pada semua impor dari Kanada dan Meksiko, serta tarif tambahan pada China.  

Di sisi lain, pasar saham melemah, terdorong oleh pencalonan manajer dana Scott Bessent sebagai Menteri Keuangan, yang dianggap oleh investor sebagai suara Wall Street di Washington.  

Penunjukan Bessent juga menyebabkan penurunan tajam pada imbal hasil obligasi AS, karena investor berbondong-bondong membeli obligasi Treasury, yang membuat dolar melemah pada sesi sebelumnya.

"Seolah-olah Trump ingin mengingatkan pasar siapa yang memegang kendali, setelah mencalonkan Scott Bessent sebagai Menteri Keuangan," kata Matt Simpson, Senior Market Analyst City Index.  

Trump mengatakan bahwa pada hari pertamanya menjabat, dia akan memberlakukan tarif 25% pada semua produk dari Meksiko dan Kanada, serta tarif tambahan sebesar 10% pada barang dari China, dengan alasan kekhawatiran terhadap imigrasi ilegal dan perdagangan narkoba terlarang.

"Hanya bulan lalu Trump mengatakan bahwa 'kata paling indah dalam kamus adalah tarif', jadi seharusnya tidak ada kejutan terkait niat Trump, hanya pada waktu pernyataannya," kata Sean Callow, Senior FX Analyst di ITC Markets.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper