Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Intip Saham yang Kena Untung dan Buntung Saat Rupiah Tersungkur

Deretan sektor saham terkena imbas pelemahan kurs rupiah terhadap dolar AS yang mencatatkan tren pelemahan sejak kemenangan Donald Trump dalam Pilpres AS.
Foto multiple exposure seorang karyawan memantau pergerakan harga saham di Jakarta. Bisnis/Arief Hermawan P
Foto multiple exposure seorang karyawan memantau pergerakan harga saham di Jakarta. Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mencatatkan tren pelemahan sejak kemenangan Donald Trump dalam kontestasi Pilpres AS. Deretan sektor saham pun terkena imbasnnya.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah mengakhiri perdagangan akhir pekan ini, Jumat (22/11/2024) dengan menguat 0,35% atau 55,5 poin ke posisi Rp15.875 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar terpantau naik 0,03% ke posisi 107.

Namun, rupiah terpantau berada dalam tren bearish sejak kemenangan Trump awal bulan ini. Tercatat, nilai tukar rupiah melemah 317 poin atau 2,03% sejak 7 November 2024 saat Trump dipastikan memenangi Pilpres AS.

Dalam sebulan, rupiah sudah melemah 289 poin atau 1,85% dibandingkan posisi 22 Oktober 2024, di mana rupiah masih berada di level Rp15.586 per dolar AS.

Head of Research NH Korindo Sekuritas Indonesia Liza Camelia Suryanata mengatakan rupiah bisa hampir menyentuh Rp16.000 dikarenakan indeks dolar AS yang terus menguat seiring kemenangan Trump. Selain itu, pelemahan rupiah tertekan akibat outflow asing yang sangat deras keluar dari pasar Indonesia. 

Dalam sebulan terakhir, asing keluar sebesar Rp16,71 triliun, dengan tingkat aksi jual bersih asing atau foreign net sell sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) di angka Rp8,51 triliun.

"Nilai tukar rupiah yang loyo ini juga tentunya membawa sentimen negatif buat IHSG, yang sangat membutuhkan capital inflow khususnya di sektor keuangan," ujar Liza kepada Bisnis pada Jumat (22/11/2024).

Adapun, dengan potensi pelemahan rupiah, saham di sejumlah sektor menurutnya akan terdampak negatif, seperti sektor perbankan, properti, farmasi, dan konsumer.

Associate Director Pilarmas Investindo Maximilianus Nicodemus mengatakan ketika pelemahan rupiah terjadi, saham di sektor farmasi akan terdampak negatif, sebab bahan baku obat obatan masih mengandalkan impor.

"Saham-saham yang berbasiskan impor terdampak negatif karena beban yang harus dibayarkan akan semakin besar dengan pelemahan rupiah," ujar Nico kepada Bisnis pada Jumat (22/11/2024).

Meski begitu, terdapat sejumlah saham yang akan terdampak positif. "Yang diuntungkan adalah saham-saham yang berbasis ekspor seperti komoditas yang memang akan memberikan keuntungan dari nilai tukar," tutur Nico.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Dwi Nicken Tari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper