Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah menuju level Rp15.930,5 pada perdagangan hari ini, Kamis (21/11/2024). Pada saat bersamaan, dolar AS terpantau mengalami penurunan.
Mengutip Bloomberg, rupiah melemah 60 poin atau 0,38% ke level Rp15.930,5 per dolar AS hingga penutupan pasar hari ini, Kamis (21/11/2024). Pada saat bersamaan, Indeks dolar turun 0,04% ke posisi 106,63.
Sementara itu, mata uang lain di Asia ditutup bervariasi. Yen Jepang ditutup menguat 0,44% dan ringgit Malaysia juga naik 0,06%. Adapun peso Filipina melemah sebesar 0,12% dan rupee India juga melemah 0,07%.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan harapan penurunan suku bunga telah berkurang dalam beberapa minggu terakhir.
Pelaku pasar yang memperkirakan peluang penurunan suku bunga 25 basis poin pada pertemuan Fed pada Desember mendatang kini hanya mencapai konsensus 52% atau turun dari 82,5% pekan lalu.
"Sebuah jajak pendapat Reuters menunjukkan sebagian besar ekonom memperkirakan Fed akan memangkas suku bunga pada pertemuan Desember, dengan penurunan yang lebih dangkal pada 2025 dari yang diharapkan sebulan yang lalu karena risiko inflasi lebih tinggi dari kebijakan Trump," ujar Ibrahim dalam keterangan tertulis pada Kamis (21/11/2024).
Dia menambahkan investor sedang menunggu Donald Trump untuk menunjuk menteri keuangan. Beberapa pilihan Trump lainnya telah menimbulkan pertanyaan tentang kualifikasi dan pengalaman mereka.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) mengungkapkan masih akan ada ruang penurunan suku bunga atau BI Rate ke depan, meski terbatas. Penurunan suku bunga BI akan mempertimbangkan rendahnya inflasi, serta pertumbuhan ekonomi nasional.
Lebih lanjut, saat ini fokus BI terlihat untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dari dampak semakin tingginya ketidakpastian geopolitik hingga perekonomian global.
"Arah kebijakan suku bunga BI akan terus memperhatikan pergerakan nilai tukar rupiah dan prospek inflasi di dalam negeri, serta perkembangan data dan dinamika kondisi yang berkembang dalam mencermati ruang penurunan suku bunga lebih lanjut," ucapnya.
Sebelumnya, BI memutuskan untuk menahan suku bunga sebesar 6%, dengan suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility 6,75 persen pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) November 2024.
Keputusan ini konsisten dengan arah kebijakan moneter untuk memastikan terkendalinya inflasi pada 2024 dan 2025 yang terkendali dalam sasaran 2,5±1 persen, serta mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Untuk perdagangan besok, Jumat (22/11/2024), Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif, tetapi ditutup melemah di rentang Rp15.920 - Rp16.000.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.