Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BCA (BBCA) dan Gudang Garam (GGRM) Masuk 500 Perusahaan Keluarga Terbesar di Dunia

BCA milik keluarga Hartono dan Gudang Garam milik keluarga Wonowidjojo masuk jajaran 500 perusahaan keluarga terbesar dunia versi EY dan University of St.Gallen
Pekerja beraktivitas di dekat logo Bank BCA di Jakarta. Bisnis/Himawan L Nugraha
Pekerja beraktivitas di dekat logo Bank BCA di Jakarta. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) milik keluarga Hartono dan PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) milik keluarga Wonowidjojo masuk ke dalam jajaran 500 besar perusahaan keluarga terbesar di dunia.

EY dan University of St.Gallen telah menerbitkan 2025 Global 500 Family Business Index, mencakup 500 perusahaan terbesar yang dikendalikan keluarga berdasarkan pendapatannya. Indeks ini dikeluarkan setiap 2 tahun sekali sejak 2015.

Deretan perusahaan masuk ke dalam jajaran indeks dengan memenuhi sejumlah syarat di antaranya pendapatan bisnis bersumber dari akun yang dipublikasikan atau informasi keuangan yang diungkapkan, berusia tidak lebih dari 24 bulan.

Perusahaan yang memenuhi syarat juga memiliki kendali suara keluarga yang substansial, di mana keluarga memiliki hak suara sebesar 50% atau lebih. Untuk bisnis yang terdaftar secara publik, kendali suara keluarga minimal 32%.

Selain itu, perusahaan memiliki profil lintas generasi karena mereka telah menunjukkan keterlibatan beberapa generasi dan/atau berusia minimal 50 tahun.

Jika dua atau lebih bisnis dikendalikan oleh kelompok keluarga yang sama, induk, perusahaan induk, atau perusahaan dengan pendapatan tertinggi yang ditampilkan di indeks. Akibatnya, indeks dibatasi pada satu perusahaan per kelompok keluarga.

Indeks menunjukkan bahwa 500 perusahaan keluarga terbesar di dunia menghasilkan pendapatan sebesar US$8,8 triliun, meningkat 10% dari perilisan indeks sebelumnya pada 2023. 500 perusahaan keluarga terbesar di dunia itu juga telah mempekerjakan sekitar 25 juta orang di dunia.

Adapun, pendapatan agregat dari bisnis keluarga itu dibandingkan dengan produk domestik bruto (PDB) menurut negara, setara dengan ekonomi terbesar ketiga di dunia, hanya di bawah AS dan China.

Terdapat deretan perusahaan global yang masuk ke dalam jajaran atas indeks, seperti Walmart Inc., Volkswagen Group, Schwarz Group, Cargill, Inc., hingga Ford Motor Company.

Eropa menjadi kawasan dengan perusahaan milik keluarga terbanyak (47%) dalam indeks. Kemudian, Amerika Utara (29%) dan Asia (18%). 

Sektor ritel memiliki representasi terbesar di indeks, yakni 20%. Kemudian, sektor konsumen sebagai sektor terbesar kedua (19%), ketiga adalah manufaktur canggih (15%) dan keempat adalah mobilitas (9%).

Dalam indeks, terdapat 17 perusahaan keluarga di Asia Tenggara yang masuk daftar. Secara rinci, Indonesia (2), Malaysia (3), Filipina (5), Singapura (3) dan Thailand (4). 

Secara keseluruhan, perusahaan-perusahaan keluarga di Asia Tenggara yang masuk indeks itu telah menghasilkan pendapatan lebih dari US$146 miliar dan mempekerjakan hampir 875.000 orang.

“Perusahaan keluarga telah menjadi tulang punggung ekonomi Asean selama beberapa dekade terakhir. Keluarga di Asean umumnya cenderung menginvestasikan kembali sebagian besar keuntungan mereka ke perusahaan keluarga," kata EY Asean Family Enterprise Leader Low Bek Teng dalam keterangan tertulis pada Kamis (10/4/2025).

Di Indonesia, terdapat dua perusahaan yang masuk indeks, yakni BBCA dan Gudang Garam. Pendapatan gabungan dari kedua perusahaan itu lebih dari US$15 miliar dan mempekerjakan lebih dari 53.000 orang di berbagai sektor.

BCA (BBCA) dan Gudang Garam (GGRM) Masuk 500 Perusahaan Keluarga Terbesar di Dunia

Emiten produsen rokok GGRM masuk ke dalam peringkat ke-258 indeks. Perusahaan yang didirikan pada 1958 oleh keluarga Wonowidjojo ini menghasilkan pendapatan sebesar US$7,82 miliar dan mempekerjakan sekitar 28.000 karyawan. 

Sementara, emiten bank jumbo BBCA berada di peringkat ke-266 dalam Indeks. Perusahaan Grup Djarum milik keluarga Hartono ini menghasilkan pendapatan sebesar US$7,38 miliar dan mempekerjakan sekitar 25.000 karyawan. 

“Perusahaan keluarga di Indonesia, seperti Gudang Garam dan BCA sangat penting bagi pertumbuhan dan ketahanan ekonomi Indonesia. Warisan merek mereka yang kuat, komitmen terhadap kualitas, dan layanan pelanggan yang inovatif menunjukkan bagaimana mereka dapat berkembang dalam lanskap yang kompetitif," ujar EY Indonesia Private Leader, Jongki Widjaja.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper