Bisnis.com, JAKARTA - Pasar obligasi Indonesia bernafas lega setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memutuskan untuk menunda selama 90 hari pengenaan tarif impor kepada puluhan negara.
Kepala Divisi Riset Pefindo Suhindarto mengatakan bahwa penundaan tarif impor Trump ini berkontribusi terhadap risk off di negara berkembang seperti Indonesia.
“Adanya penundaan ini, saya mengharapkan asing akan masuk kembali ke pasar obligasi domestik,” katanya kepada Bisnis, Jumat (11/4/2025).
Menghadapi situasi saat ini, dia melihat investor masih akan lebih menyukai investasi obligasi, terutama obligasi pemerintah.
Dia menjelaskan bahwa dibandingkan dengan saham atau obligasi korporasi, pasar obligasi pemerintah relatif lebih aman karena dianggap risk free dan kurang rentan terhadap dampak perang dagang yang terjadi di sektor riil.
“Saya menilai investor akan tetap memfavoritkan pasar obligasi pemerintah, terutama oleh investor lokal. Apalagi, sebagian besar investor domestik adalah investor konvensional seperti dana pensiun dan asuransi yang mana kurang mentoleransi risiko,” tambahnya.
Sementara itu, dia juga menjelaskan bahwa asing akan lebih didominasi oleh spekulan jangka pendek yang mencari keuntungan dari peningkatan volatilitas di pasar.
Seperti diketahui, Trump menangguhkan kebijakan tarif impornya terhadap puluhan negara, kecuali untuk China, hingga 90 hari ke depan, pada Rabu (9/4/2025).
Keputusan mendadak Presiden AS itu sebagai tanggapan atas pendekatan yang dilakukan dari puluhan negara mitra terhadap AS.