Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Konflik Rusia-Ukraina Memanas, Harga Emas Berkilau

Harga emas di pasar spot mempertahankan tren penguatan selama empat hari beruntun.
Tumpukan emas batangan di Inggris. / Bloomberg-Chris Ratcliffe
Tumpukan emas batangan di Inggris. / Bloomberg-Chris Ratcliffe

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas spot mempertahankan tren kenaikannya selama empat Hari beruntun dan mencapai level tertinggi dalam lebih dari satu minggu karena permintaan safe haven melonjak menyusul ramalan pendapatan Nvidia yang di bawah ekspektasi dan meningkatnya ketegangan Rusia-Ukraina.

Mengutip Reuters pada Jumat (22/11/2024), harga emas di pasar spot naik 0,8% menjadi US$2.670,49 per ons, sementara harga emas berjangka AS menguat 0,9% pada US$2.674,90.

"Itu benar-benar salah satu faktor geopolitik utama yang berperan di pasar emas selama beberapa hari terakhir - meningkatnya ketegangan antara Ukraina dan Rusia mungkin yang paling menonjol," kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.

Investor berbondong-bondong mencari aset safe haven selama krisis global, dan emas telah melonjak ke beberapa rekor tertinggi sejak konflik Timur Tengah meletus pada Oktober tahun lalu.

Dengan Amerika Serikat memveto resolusi gencatan senjata PBB di Gaza dan ketegangan Rusia-Ukraina yang baru, premi risiko geopolitik tetap tinggi, memastikan daya tarik emas yang abadi.

Sementara itu, pelamahan pasar saham setelah ramalam laba Nvidia yang berada di bawah ekspekfasi juga mendukung logam mulia dari perspektif safe haven, Meger menambahkan.

Saham global melemah setelah perkiraan pertumbuhan pendapatan Nvidia, sang penentu AI, gagal menarik minat investor.

Harga emas spot naik 4% minggu ini, kinerja terbaiknya sejak April, pulih dari penurunan mingguan tertajam minggu lalu dalam lebih dari tiga tahun. Penurunan emas batangan didorong oleh melonjaknya dolar, didorong oleh euforia "Trump Trade".

"Tujuan kenaikan harga (emas) berikutnya bagi para investor adalah menghasilkan penutupan di atas resisten yang solid pada US$2.700,00," kata Jim Wyckoff, analis pasar senior di Kitco Metals, dalam sebuah catatan.

Para pialang memperkirakan tarif yang diusulkan Presiden terpilih Trump akan memacu volatilitas pasar global dan inflasi, sehingga membatasi kemampuan bank sentral untuk melonggarkan kebijakan moneter.

Sementara itu, jajak pendapat Reuters menunjukkan sebagian besar ekonom mengantisipasi penurunan suku bunga Federal Reserve pada bulan Desember, dengan penurunan yang lebih kecil diproyeksikan pada tahun 2025.

Fokus investor juga tertuju pada beberapa pejabat Fed yang dijadwalkan untuk berbicara minggu ini. Harapan untuk penurunan suku bunga pada bulan Desember telah berkurang secara signifikan, dengan kemungkinan sekarang mencapai 56%, penurunan tajam dari 82,5% hanya seminggu sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper