Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

The Fed Pangkas Suku Bunga, Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp15.672 per Dolar AS

Mata uang rupiah ditutup menguat ke posisi Rp15.672 per dolar AS pada akhir pekan ini, Jumat (8/11/2024) seiring dengan kebijakan penurunan suku bunga The Fed.
Karyawan menunjukan uang dolar Amerika Serikat (AS) di Jakarta, Selasa (5/9/2023). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menunjukan uang dolar Amerika Serikat (AS) di Jakarta, Selasa (5/9/2023). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Mata uang rupiah ditutup menguat ke posisi Rp15.672 per dolar Amerika Serikat (AS) pada akhir pekan ini, Jumat (8/11/2024) seiring dengan kebijakan penurunan suku bunga The Fed. 

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah mengakhiri perdagangan hari ini dengan menguat 0,43% atau 68 poin ke posisi Rp15.672 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar terpantau turun 0,01% ke posisi 104,5.

Sama seperti rupiah, sejumlah mata uang di Asia lainnya mengalami penguatan. Yen Jepang misalnya menguat 0,22%, dolar Taiwan menguat 0,41%, serta peso Filipina menguat 0,74%.

Sementara itu, deretan mata uang Asia lainnya melemah. Dolar Hong Kong misalnya melemah 0,03%, dolar Singapura melemah 0,22%, yuan China melemah 0,25%, serta baht Thailand melemah 0,46% terhadap dolar AS.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pada perdagangan hari ini, pergerakan rupiah dipengaruhi sejumlah sentimen. Dari luar negeri, rupiah mendapatkan sentimen positif dari pemangkasan suku bunga The Fed sebanyak 25 basis poin menjadi 4,5% hingga 4,75%.

Ketua The Fed Jerome Powell mengindikasikan bahwa ekonomi AS tetap tangguh, dan The Fed akan melonggarkan kebijakan moneter lebih lanjut, meskipun dengan hati-hati.

Meski begitu, masih terdapat sentimen negatif dari kemenangan Donald Trump dalam kontestasi Pilpres AS. Sebab, kebijakan Trump ke depan yang dinilai akan lebih proteksionis.

Dari dalam negeri, kemenangan Trump juga diproyeksikan akan mengkhawatirkan perekonomian negara berkembang salah satunya, Indonesia. Oleh karena itu Pemerintah RI dan Bank Indonesia dinilai perlu mengantisipasi efek Trump yang dapat membuat berlanjutnya perang dagang hingga kebijakan pengetatan suku bunga AS. 

Selain itu, pemerintah juga perlu mengedepankan program yang sejalan dengan prinsip kehati-hatian fiskal. Rencana pengurangan dan realokasi subsidi BBM merupakan langkah yang tepat. Kemudian, pemerintah perlu mengantisipasi banjirnya produk impor ke Indonesia, khususunya dari China. Di samping itu, eksportir di dalam negeri juga harus diberikan stimulus.

Untuk perdagangan pekan depan, Senin (11/11/2024), mata uang rupiah diproyeksikan fluktuatif, tetapi berpotensi ditutup menguat di rentang Rp15.600-Rp15.690 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper