Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Apresiasi Rupiah 1,13% menjadi Rp16.195 per Dolar AS dalam Sepekan

Rupiah dibuka menguat ke posisi Rp16.205 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Jumat (24/1/2025).
Karyawati menghitung dolar di salah satu money changer di Jakarta, Kamis (9/1/2025). Bisnis/Abdurachman
Karyawati menghitung dolar di salah satu money changer di Jakarta, Kamis (9/1/2025). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah mulai menunjukkan tenaga dalam sepekan terakhir. Apresiasi mata uang Garuda mencapai 1,13% hingga Jumat (24/1/2025) pukul 11:46 WIB.

Berdasarkan data Bloomberg per Jumat (24/1/2025), rupiah mengalami kenaikan 0,55% menjadi Rp16.194 per dolar AS pada pukul 11:47 WIB. Dalam sepekan ini, rupiah sudah terangkat 1,13%.

Penguatan rupiah itu tidak terlepas dari indeks dolar AS yang melemah usai Presiden AS Donald Trump dilantik. Terpantau indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sejumlah mata uang utama dunia mengalami penurunan 0,31% menjadi 107,73. Dalam sepekan, indeks dolar AS anjlok 1,47%.

Pengamat Forex Ibrahim Assuaibi sebelumnya memprediksi mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp16.270-Rp16.350 pada akhir pekan ini.

Ibrahim mengatakan bahwa setelah pelantikan Presiden AS Donald Trump mengisyaratkan rencana untuk mengenakan tarif 10% pada impor China mulai 1 Februari 2025, dan memperingatkan potensi pungutan pada Uni Eropa. 

Selain itu, Trump akan menambahkan tarif baru pada ancaman sanksi terhadap Rusia apabila negara itu tidak membuat kesepakatan untuk mengakhiri perangnya di Ukraina, dan hal ini dapat diterapkan juga ke negara-negara peserta lainnya.

Trump juga berjanji untuk mengenakan tarif kepada Uni Eropa, mengenakan tarif sebesar 25% terhadap Kanada dan Meksiko, dan mengatakan bahwa pemerintahannya sedang membahas bea masuk sebesar 10% terhadap China karena fentanil dikirim ke AS dari sana. Pada Senin lalu, dia juga mengumumkan keadaan darurat energi nasional.

Menurutnya, hal itu dimaksudkan untuk memberinya kewenangan untuk mengurangi pembatasan lingkungan pada infrastruktur dan proyek energi serta mempermudah perizinan untuk infrastruktur transmisi dan jaringan pipa baru, meskipun beberapa analis tetap skeptis terhadap laju peningkatan produksi minyak dalam waktu dekat.

Selain itu, dia mengungkap bahwa Bank of Japan (BoJ) secara luas diperkirakan akan menaikkan suku bunga pada akhir pertemuan dua hari pada Jumat. Analis percaya bahwa data inflasi dan upah terkini telah menggembirakan dan mendukung keputusan bank sentral untuk menaikkan suku bunga.

Laporan media telah menunjukkan BoJ kemungkinan akan mengisyaratkan kenaikan suku bunga lebih lanjut pada pertemuannya apabila ekonomi mempertahankan pemulihannya.

Sementara itu, dari dalam negeri, Ibrahim mengatakan bahwa Bank Indonesia (BI) optimistis kinerja perekonomian Indonesia pada 2025 akan mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. 

Adapun dia mengatakan bahwa proyeksi ini didasarkan pada berbagai indikator makroekonomiyang menunjukkan tren positif, meski di tengah tantangan global yang masih berlangsung.

Dia menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 diperkirakan berada pada rentang 4,7% hingga 5,5%. Angka ini diproyeksikan meningkat lebih lanjut pada 2026 menjadi 4,8% hingga 5,6%. Proyeksi tersebut didukung oleh inflasi yang diperkirakan tetap terjaga dalam target Bank Indonesia sebesar 2,5%±1%. Stabilitas nilai tukar rupiah akan terus dijaga sesuai dengan fundamental ekonomi.

Sebelumnya, BI memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 bps (bps) menjadi 5,75%. Kebijakan ini diambil dengan keyakinan bahwa inflasi tetap rendah dan diperlukan stimulus tambahan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Erta Darwati
Editor : Dwi Nicken Tari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper