Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mengenal Istilah Rebalancing Indeks di Pasar Modal

Rebalancing indeks merupakan kocok ulang konstituen saham dalam sebuah indeks tertentu.
Karyawan beraktivitas di galeri PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Selasa (12/11/2024)./JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawan beraktivitas di galeri PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Selasa (12/11/2024)./JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia (BEI) baru saja mengumumkan rebalancing sejumlah indeks utama di pasar modal seperti LQ45, IDX30, hingga IDX80. Lalu, apa pengertian rebalancing tersebut?

Apa itu rebalancing indeks?

Melansir Investopedia, rebalancing indeks merupakan penyesuaian periodik terhadap bobot aset suatu indeks untuk mencerminkan tujuannya secara akurat. Dalam proses rebalancing, biasanya terjadi kocok ulang atau penyortiran, penambahan, dan penghapusan saham sebuah indeks.

Aksi rebalancing memberikan investor kesempatan untuk menjual saham pada harga tinggi dan membeli pada harga yang rendah. Investor dapat mengambil keuntungan dari investasi berkinerja tinggi dan menginvestasikan kembali ke area yang diharapkan akan mengalami pertumbuhan signifikan.

Kapan dilakukan rebalancing indeks?

Jangka waktu rebalancing indeks sendiri cukup beragam. Rebalancing indeks utama Bursa misalnya seperti LQ45, IDX30, dan IDX80 rutin dilakukan setiap tiga bulan sekali, dari sebelumnya setiap enam bulan sekali.

Apa saja kriteria untuk dilakukan rebalancing indeks?

Bursa memiliki sejumlah kriteria untuk menghapus atau memasukkan suatu perusahaan saat rebalancing. Kriteria untuk sebuah saham dapat masuk ke LQ45 misalnya dipilih secara kuantitatif dan kualitatif, yaitu berdasarkan likuiditas transaksi di pasar reguler, kapitalisasi pasar free float, kinerja keuangan, kepatuhan, dan lain-lain.

Dalam hal likuiditas, Bursa mempertimbangkan sebuah saham dari sisi nilai transaksi, frekuensi transaksi, dan kapitalisasi pasar free float. Sementara itu, dalam hal fundamental, kriteria tersebut termasuk seperti kinerja keuangan, kepatuhan, dan lain-lain.

Adapun dapat menyebabkan pergeseran signifikan dalam volume perdagangan, mempengaruhi harga saham, tren sektor, dan sentimen pasar yang lebih luas. 

Investopedia menyebut tidak semua rebalancing indeks dilakukan dengan cara yang sama. Frekuensi dan metode rebalancing dapat bervariasi, berdasarkan jenis indeks. 

Dalam rebalancing, investor hendaknya memperhatikan setiap peristiwa dan memahami potensi dampak dari rebalancing. Hal ini agar dapat membantu investor menavigasi perubahan pasar dan menyesuaikan strategi secara efektif.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper