Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Usai Akuisisi Probiotec, Penjualan Pyridam Farma Melesat 123%

Penjualan PT Pyridam Farma Tbk. (PYFA) naik 123% menjadi Rp1,16 triliun hingga kuartal III/2024, namun mengalami kerugian karena biaya akuisisi Probiotec.
Direktur PT Pyridam Farma Tbk. (PYFA) Paulus Widjanarko (kiri) dan Corcomm Manager PYFA Kezia Mareshah (kanan) dalam media gathering. /Bisnis-Rizqi Rajendra.
Direktur PT Pyridam Farma Tbk. (PYFA) Paulus Widjanarko (kiri) dan Corcomm Manager PYFA Kezia Mareshah (kanan) dalam media gathering. /Bisnis-Rizqi Rajendra.

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten farmasi PT Pyridam Farma Tbk. (PYFA) melaporkan penjualan bersih sebesar Rp1,16 triliun hingga kuartal III/2024. Namun, perseroan membukukan kerugian bersih akibat biaya akuisisi Probiotec. 

Berdasarkan Laporan Keuangan per 30 September 2024, penjualan Pyridam Farma melonjak 123% menjadi Rp1,16 triliun pada kuartal III/2024 dari sebelumnya Rp520,47 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Meroketnya penjualan emiten berkode saham PYFA pada kuartal III/2024 terutama didorong oleh peningkatan penjualan produk farmasi, esthetic, and jasa maklon sebesar Rp1,29 triliun, dari sebelumnya Rp617,8 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Selain itu, kontribusi dari akuisisi Probiotec di Australia yang selesai pada Juni pada tahun ini turut memperkuat top line perseroan. Kemudian, penjualan ekspor produk farmasi meningkat menjadi Rp3,8 miliar dari Rp1,1 miliar pada kuartal III/2023.

Pendapatan sebelum pajak, bunga, dan depresiasi (EBITDA) PYFA kemudian mengalami kenaikan signifikan, mencapai Rp89,61 miliar atau melesat 60% dari Rp56,12 miliar pada periode yang sama tahun lalu. 

Meski begitu, PYFA melaporkan kerugian bersih sebesar Rp214,27 miliar untuk periode 9 bulan yang berakhir pada 30 September 2024, meningkat 302% dari sebelumnya Rp53,21 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Pihak manajemen mengatakan bahwa rugi bersih tersebut sebagian besar disebabkan oleh biaya one-time terkait aksi korporasi dan akuisisi Probiotec, serta biaya lainnya termasuk depresiasi aset.

Direktur Keuangan PT Pyridam Farma Tbk. Yenfrino Gunadi, menyatakan bahwa PYFA merupakan perusahaan farmasi Indonesia yang berhasil mengakuisisi dan melebarkan sayap bisnis farmasi ke luar negeri. 

"Ini tentunya memberikan dampak positif bagi perusahaan secara finansial dan market size serta ikut memajukan industri kesehatan Indonesia melalui akses yang lebih luas ke teknologi, inovasi, serta kesempatan untuk bermitra dengan pemain farmasi global," katanya, dalam keterangan resmi.

Meski begitu, Yenfrino sangat optimistis bahwa PYFA akan terus bertumbuh di tahun mendatang dengan beberapa inisiatif dan proyek kolaborasi baik.

"Seperti bisnis CDMO maupun yang sedang kami rencanakan tidak hanya di pasar Indonesia tetapi juga di Australia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya," tambahnya.

Sementara itu, total aset Pyridam Farma per 30 September 2024 mencapai Rp5,89 triliun dari Rp1,52 triliun pada 31 Desember 2023.

Kemudian, jumlah ekuitas PYFA mencapai Rp1,19 triliun hingga kuartal III/2024, dari Rp357 miliar pada 31 Desember 2023. Jumlah liabilitas juga meningkat menjadi Rp4,69 triliun hingga 9 bulan 2024, dari Rp1,16 triliun pada 31 Desember 2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Erta Darwati
Editor : Dwi Nicken Tari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper