Bisnis.com, JAKARTA — Emiten pengelola gerai ritel makanan dan minuman, PT MAP Boga Adiperkasa Tbk. (MAPB) membukukan rugi bersih hingga kuartal III/2024 sejalan dengan merosotnya penjualan perusahaan.
MAPB membukukan rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp79,13 miliar hingga kuartal III/2024. Padahal, MAPB masih mengantongi laba bersih Rp111,44 miliar hingga kuartal III/2023.
Berdasarkan laporan keuangan MAPB yang dikutip, Kamis (31/10/2024), perusahaan mengalami penurunan penjualan sebesar 21,1% menjadi Rp2,42 triliun hingga kuartal III/2024, dari sebelumnya Rp3,07 triliun hingga kuartal III/2023.
Penjualan MAPB tersebut bersumber dari produk minuman Rp1,33 triliun, merosot 26,4% year-on-year (YoY) dari realisasi Rp1,81 triliun hingga 9 bulan 2023.
Penjualan makanan MAPB juga merosot 10,31% menjadi Rp934,9 miliar hingga kuartal III/2024 dari Rp1,04 triliun hingga 9 bulan 2023.
Kemudian, dari lain-lain sebesar Rp148,91 miliar hingga kuartal III/2024, merosot 29,4% dari Rp211,24 miliar hingga 9 bulan 2023.
Baca Juga
Sebagai informasi, gerai peritel minuman dan makanan di bawah bendera MAP Boga a.l. Starbucks, Pizza Marzano, Krispy Kreme, Cold Stone Creamery Ice Cream, Godiva, Genki Sushi, dan Subway.
Saat penjualan menyusut, beban pokok penjualan MAPB juga turun 22,5% YoY dari Rp950,5 miliar kuartal III/2023 menjadi Rp736,67 miliar hingga kuartal III/2024.
Kemudian, dari sisi liabilitas tercatat Rp1,4 triliun atau turun dari periode 31 Desember 2023 senilai Rp1,55 triliun.
Ekuitas MAPB juga turun menjadi Rp1,60 triliun hingga kuartal III/2024, dari sebelumnya Rp1,68 triliun pada 31 Desember 2023.
Selanjutnya, total aset MAPB turun menjadi Rp3,02 triliun hingga kuartal III/2024 dari sebelumnya Rp3,24 triliun pada 31 Desember 2023.
Adapun di lantai bursa, saham PT MAP Boga Adiperkasa Tbk. (MAPB) terlihat masuk papan pemantauan khusus, dengan saham yang memerah yakni turun 0,69% dengan harga Rp1.430 per sahamnya, pada perdagangan hari ini pukul 13.15 WIB, Kamis (31/10/2024).
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.