Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Dibuka Menguat, Saham BUMI, BRMS, GOTO Naik ke Zona Hijau

IHSG dibuka di zona hijau pada perdagangan hari ini, Selasa (15/10/204), diwarnai penguatan saham BUMI, BRMS, dan GOTO.
Investor mengamati pergerakan harga saham di Jakarta, Minggu (13/10/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Investor mengamati pergerakan harga saham di Jakarta, Minggu (13/10/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) dibuka di zona hijau pada perdagangan hari ini, Selasa (15/10/204). Sejumlah sahsm seperti BUMI, BRMS, dan GOTO dibuka menguat pagi ini.

Berdasarkan data RTI Infokom, pada pukul 09.00 WIB, IHSG dibuka stagnan pada level 7.559,65, tetapi bergerak ke zona hijau sesaat setelah pembukaan. IHSG sempat bergerak di rentang 7.573-7.585 sesaat setelah pembukaan.

Tercatat, 150 saham menguat, 60 saham melemah, dan 262 saham bergerak di tempat. Kapitalisasi pasar IHSG terpantau menjadi Rp12.677 triliun.

Saham emiten batu bara PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) menjadi salah satu saham yang naik tinggi pagi ini, yaitu 1,43% ke level Rp142 per saham. Emiten lain yang juga menguat adalah PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) naik 3,65% ke level Rp284 per saham, dan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) naik 1,54% ke level Rp66 per saham.

Saham emiten lainnya yang juga naik pagi ini adalah saham BBNI naik 0,46%, saham PTBA menguat 0,32%, saham BBRI naik 0,82%, dan saham AMMN yang menguat 0,26% pagi ini. 

Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan menjelaskan IHSG bergerak sesuai perkiraan dengan ditutup di atas pivot 7.550 di Senin (14/10/2024). 

"Secara teknikal, MACD terus menunjukkan penyempitan negative slope. Dengan demikian, IHSG diperkirakan uji resistance di 7.600 hari ini," ujar Valdy, Senin (15/10/2024).

Dari eksternal, pasar menantikan rilis data tingkat pengangguran Inggris untuk Agustus yang diperkirakan stabil di level 4,10%. Selain itu, dari kawasan Eropa akan merilis data ZEW Economic Sentiment Index untuk bulan Oktober yang diproyeksikan akan tumbuh ke level 16,90 dari level sebelumnya sebesar 9,30 di bulan September. 

Data-data tersebut mengindikasikan bahwa dampak positif dari pemangkasan suku bunga acuan ECB pada pertengahan 2024 mulai berdampak ke ekonomi riil.

Dari dalam negeri, pasar mengantisipasi data cadangan devisa dan Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) yang akan dirilis pada tengah pekan ini. 

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper