Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Ditutup Merah, Investor Waspadai Eskalasi Konflik Timur Tengah

Wall Street ditutup melemah pada akhir perdagangan Kamis (3/10/2024), karena investor terus mewaspadai konflik yang berkembang di Timur Tengah.
Wall Street ditutup melemah pada akhir perdagangan Kamis (3/10/2024), karena investor terus mewaspadai konflik yang berkembang di Timur Tengah. Bloomberg/Michael Nagle
Wall Street ditutup melemah pada akhir perdagangan Kamis (3/10/2024), karena investor terus mewaspadai konflik yang berkembang di Timur Tengah. Bloomberg/Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA — Bursa saham Amerika Serikat di Wall Street, New York ditutup melemah pada akhir perdagangan Kamis (3/10/2024), jelang laporan bulanan gaji AS pada hari Jumat dan karena investor terus mewaspadai konflik yang berkembang di Timur Tengah.

Mengutip Reuters, Jumat (4/10/2024), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 0,44% atau 184,93 poin ke 42.011,59, indeks S&P 500 juga melemah 0,17% atau 9,58 poin ke 5.699,96, dan Nasdaq terkoreksi 0,04% atau 6,65 poin ke 17.918,48.

S&P 500 tetap naik 19,5% untuk tahun ini sejauh ini.

Data pada hari Kamis menunjukkan bahwa jumlah orang Amerika yang mengajukan permohonan baru untuk tunjangan pengangguran meningkat sedikit pada minggu lalu, sementara Badai Helene dan serangan di pelabuhan dapat mendistorsi gambaran pasar tenaga kerja dalam waktu dekat.

Laporan pekerjaan pada hari Jumat untuk bulan September dianggap penting untuk prospek suku bunga AS.

Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan akan ada 140.000 penambahan lapangan kerja, sementara tingkat pengangguran diperkirakan akan tetap stabil di 4,2%. (USNFAR=ECI), (USUNR=ECI).

Investor sangat menantikan lebih banyak data mengenai pasar tenaga kerja setelah Federal Reserve pada bulan lalu memangkas suku bunga acuan sebesar 50 basis poin, yang merupakan pengurangan biaya pinjaman pertama sejak tahun 2020.

"Sepertinya investor berhati-hati menjelang laporan pekerjaan besok," kata Adam Sarhan, kepala eksekutif 50 Park Investments di New York.

Selain itu, katanya, "merupakan hal yang normal untuk melihat aksi ambil untung setelah reli besar seperti yang kita alami selama dua, tiga minggu terakhir."

Indeks Volatilitas Cboe (.VIX) yang menjadi ukuran ketakutan Wall Street, naik menjadi 20,49, level penutupan tertinggi sejak 6 September.

Militer Israel mengatakan kepada penduduk di lebih dari 20 kota di Lebanon selatan untuk segera mengevakuasi rumah mereka pada hari Kamis.

Para pedagang kini memperhitungkan kemungkinan 35% penurunan suku bunga sebesar 50 basis poin bulan depan, turun dari 49% pada minggu lalu, menurut FedWatch Tool dari CME Group.

Indeks acuan sempat berubah menjadi positif setelah survei Institute for Supply Management menunjukkan aktivitas sektor jasa AS melonjak ke level tertinggi dalam satu setengah tahun pada bulan September, yang merupakan bukti lebih lanjut bahwa perekonomian tetap kuat pada kuartal ketiga.

“Sekali lagi, sektor jasa memberikan kontribusi besar dalam menjaga perekonomian tetap berjalan,” kata Brian Jacobsen, kepala ekonom di Annex Wealth Management.

Namun, katanya, "harga minyak telah bergerak lebih tinggi dan pemogokan di pelabuhan benar-benar dapat menimbulkan dampak buruk."

Saham-saham energi menguat seiring dengan melonjaknya harga minyak seiring meningkatnya kekhawatiran atas meluasnya konflik regional di Timur Tengah yang dapat menimbulkan ancaman terhadap aliran minyak mentah global. Indeks energi S&P 500 (.SPNY) naik 1,6%.

Pemogokan buruh di pantai Timur dan Teluk memasuki hari ketiga. Ekonom Morgan Stanley mengatakan penghentian yang berkepanjangan dapat menaikkan harga konsumen, dan harga pangan kemungkinan besar akan bereaksi terlebih dahulu.

Saham Constellation Brands (STZ.N) turun 4.7% setelah pembuat bir tersebut mempertahankan perkiraan penjualan dan labanya untuk tahun fiskal 2025.

Hasil kinerja beberapa bank besar AS diperkirakan secara tidak resmi akan memulai laporan pendapatan kuartal ketiga S&P 500 pada akhir minggu depan.

Jumlah obligasi yang mengalami penurunan melebihi jumlah obligasi yang naik di NYSE dengan rasio 2,13 banding 1; di Nasdaq, rasio 1,99 banding 1 mendukung penurunan.

S&P 500 membukukan 25 harga tertinggi baru dalam 52 minggu dan 2 harga terendah baru; Nasdaq Composite mencatat 63 titik tertinggi baru dan 114 titik terendah baru.

Volume di bursa AS adalah 11,01 miliar lembar saham, dibandingkan dengan rata-rata 12,08 miliar saham untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ibad Durrohman
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper